Wartawan geosurvey.co.id Abdi Ryanda Shakti melaporkan
geosurvey.co.id, Maluku – Polda Maluku memecat Kompol M. Bambang Surya Waharga sebagai Kepala Gakum, Direktorat Lalu Lintas, Subdit Polda Maluku.
Pemecatan dari jabatannya menyusul aksi Kompol M. Bambang yang memukuli sopir taksi online bernama Rizki Fatrianda di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, yang viral di media sosial.
“Sebagai tindakan pendahuluan terhadap yang bersangkutan, Kompol Bambang telah dipindahkan ke kantor Yanma untuk keperluan penyidikan. Dia sudah dicopot dari jabatannya,” kata Kabid Humas Polda Maluku Kompol Ares saat dihubungi. 05-11-2024).
Saat ini Divisi Propam Polda Maluku masih mendalami permasalahan etik dan disiplin yang menyeret Kompol Bambang, kata Ares.
Sementara Ares menyerahkan TKP ke Polda Metro Gia.
Dalam kasus ini, korban melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan.
“Komitmen Kapolda adalah setiap pelanggaran yang dilakukan anggota akan ditindak tegas,” ujarnya.
Lebih lanjut Ares mengatakan, Kompol Bambang saat ini masih berada di Jakarta untuk mengurus pernikahannya.
Saat ini petugas Divisi Propam sudah berangkat ke Jakarta untuk melakukan pemeriksaan terhadap para saksi termasuk para korban, termasuk Kompol Bambang, kata dia.
Sebelumnya, seorang sopir taksi online bernama Rizki Fitrianda akhirnya buka suara soal penganiayaan yang dialaminya oleh seorang penumpang yang diketahui anggota polisi di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
Kuasa hukum Rizki, Roberto Sihotang menceritakan awal penganiayaan yang dialami kliennya.
Awalnya, Rizki menerima penumpang dari Kawasan Kota Sinan, Jakarta Selatan menuju Halte Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada Kamis (31/10/2024).
“Di tengah jalan Rizki lalu membenarkan kalau benar pak komandan halte (polda metro gia), ya, nanti tinggal masuk saja,” kata penumpang itu, “tapi cara dia mengatakannya. .” Katanya dia tidak banyak. Menurut keterangan Rizky, dia memandang rendah,” kata Roberto saat dihubungi, Minggu (13/11/2024).
Hampir sampai di tempat tujuan, Roberto mengatakan kliennya kembali menegaskan tujuannya hanya sampai di halte dan tidak masuk ke Polada Metro Jaya. Penumpang diminta mengubah tujuan jika ingin masuk.
“Nah terpaksa diganti, jadi akhirnya ponsel penumpang itu diserahkan ke dia, biar bisa diganti sendiri,” ujarnya sambil menoleh ke belakang, mobilnya manual, ujarnya. dia tidak menginjak rem, jadi dia berkata, “Ada mobil Alfred di depannya.”
Kemudian, setelah menyelesaikan permasalahan dengan pengendara Alphard, Rizki kembali masuk ke dalam mobil. Namun menurut Rizki, polisi dan seorang wanita yang menjadi penumpangnya kembali marah, hingga Rizki marah dan meminta mereka keluar dari mobil.
“Akhirnya penumpang, saya sudah mendarat, sekarang saya di sini ya, saya sudah mendarat, katanya, sebelum mendarat dia memberikan pukulan telak,” jelasnya.
Penganiayaan itu terekam di ponsel Rizki sehingga ia memutuskan untuk melaporkannya ke polisi. Namun saat berada di SPKT Polda Metro Jaya, petugas polisi sudah menunggunya.
Di sana petugas polisi mengatakan kasus tersebut tidak boleh dilanjutkan. Rizki yang hendak mengajukan tuntutan malah dibawa ke kamar oleh dua petugas polisi lainnya.
Di dalam ruangan, Roberto mengatakan kliennya merasakan tekanan saat diminta membuat deklarasi perdamaian.
Saat itu, Rizki dijanjikan ganti rugi sebesar Rp5 juta oleh dua petugas polisi yang membawanya pergi untuk biaya pengobatan. Merasa tidak berdaya, Rizki akhirnya membuat surat perdamaian dengan tulisan tangannya, mirip video viral.
“Terus tadi bilang Rp 5 juta, padahal transfernya cuma Rp 2 juta. Nah, sampai hari ini Rizki belum pakai Rp 2 juta,” kata Roberto.
Oleh karena itu, Rizki kembali melontarkan pernyataan membatalkan surat perdamaian dan akhirnya melaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan.
“Nah, setelah mendengar cerita seperti itu, saya juga merasakan hal yang sama di Polda Metro Gia. Ketika dia datang untuk melapor ke polisi lagi, dia takut akan menyeretnya. Akhirnya saya menyarankan dia untuk mencoba melaporkannya Polres Jakarta Selatan,” ujarnya.