geosurvey.co.id, JAKARTA – Direktur Riset Poltracking Indonesia, Masduri Amrawi mengatakan, Hamdi Muluk punya komentar berbeda soal penelitian LSI dan Poltracking.
Hamdi Muluk adalah anggota Komite Etik Penelitian Opini Publik Indonesia (Persepi),
Perbedaan cerita dari Hamdi Muluk ini adalah tentang penggantian Primary Effect Unit (PSU) pada kajian LSI dan Poltracking.
“Dalam rapat komite etik, Prof Hamdi sempat berorasi soal persoalan izin mata-mata di Jakarta. Namun yang disebutkan hanya 1 PSU,” kata Masduri, Minggu (10/11/2024).
Sebelumnya, Hamdi Muluk mengatakan LSI telah melakukan banyak perubahan pada PSU.
Jumlah penggantian PSU LSI telah mencapai 60 berkat sistem operasi tangguh ini.
Pernyataan tersebut juga disampaikan pada sesi uji coba pertama antara produk riset LSI dan Poltracking. Pemeriksaan ini dilakukan pada 29 Oktober.
Bacalah pernyataan Hamdi Muluk pada kasus di bawah ini.
“Misalnya lembaga di daerah yang terpilih kemarin (kata LSI) di semua daerah diubah pak? Ada yang di Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan? Ya? Kira-kira daerah kecil 60 (PSU) tadi, area kecil, berapa banyak?
Setelah itu, Hamdi Muluk memberikan sambutan terakhirnya pada Rapat Pengukuhan Anggota Persepi di Hotel Mercure Lebak Bulus pada tanggal 9 November, Hamdi Muluk menyampaikan bahwa Poltracking telah banyak mengubah DPR Universitas PSU. Masduri sangat kesal dengan kabar itu.
Masduri mengatakan, Poltracking sangat sulit menggantikan PSU survei.
Poltracking hanya menggantikan PSU di tiga kabupaten karena terhalang kawasan populer di Jakarta yang tidak bisa diakses orang luar.
“Poltracking sangat sulit dalam proses pengambilan sampelnya, 200 wilayah PSU yang kami identifikasi pada proses pengambilan sampel sebelumnya adalah bagian terpenting dalam pengambilan sampel dan pemeliharaan agar tidak ada perubahan pada Universitas.” , kalau tidak ada kendala, tidak perlu ada pilihan lain selain mengganti PSU,” kata Masduri.
Sebab, saat penelitian dilakukan di Jakarta, perubahan PSU hanya terjadi di 3 wilayah, karena banyak daerah tingkat tinggi yang tidak bisa diakses oleh penelitian, itu sangat Kami kuat untuk perubahan PSU, karena perubahan PSU adalah sebuah perubahan. akibat kualitas data,” katanya. Tolak manipulasi data
Poltracking Indonesia membantah tuduhan manipulasi data pada pemilu Oktober 2024 di Pilkada Jakarta dan mengatakan pemilu dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat.
Dirut Poltracking Hanta Yuda AR memastikan seluruh proses penelitian dilakukan mulai dari pengumpulan data hingga analisis dengan metode dan prosedur yang efektif.
“Poltracking selalu memberikan data yang sama kepada Persepi. Dua data pertama tanggal 28 Oktober 2024 sebanyak 2000 data responden dan data kedua tanggal 3 November 2024 sebanyak 2000 data responden,” kata Hanta dalam sambutannya, Sabtu (9/11/2024). .
Dijelaskannya, meskipun nama query di dashboard direpresentasikan berbeda-beda, namun informasi data yang diberikan tetap sama dan tidak berubah.
Hanta juga menegaskan, proses validasi data dilakukan secara menyeluruh, meliputi klasifikasi responden dan verifikasi data lapangan di aplikasi. Validasi meliputi verifikasi geografis, durasi wawancara, foto responden, dan tanggapan harian.
“Kami siap menyelidiki dan membandingkan kedua data tersebut dengan pihak ketiga yang berwibawa dan independen,” kata Hanta.