geosurvey.co.id – Polusi udara tidak hanya berdampak pada kesehatan organ pernapasan dan paru-paru, tetapi juga dapat merusak kulit.
Kulit merupakan organ pertama yang terkena langsung polusi udara.
Menurut Times of India, kulit menyerap lebih banyak polutan dibandingkan organ tubuh lainnya.
Paparan polusi dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kulit yang serius.
Efeknya bisa berbeda-beda, tergantung kondisi kulit individu, mulai dari kulit sehat hingga penderita masalah kulit seperti eksim, psoriasis, jerawat, atau zoonosis.
Pengaruh polusi berdasarkan jenis kulit. Kereta Orange Line Metro (OLMT) terlihat di jalur layang di tengah kabut asap di Lahore 3 November 2024 – Polusi udara di kota terbesar kedua Pakistan, Lahore, meningkat pada 2 November dan para pejabat menyebutnya sebagai rekor tertinggi untuk kabut asap kota metropolitan. (Foto oleh Arif ALI / AFP) (AFP/ARIF ALI)
Polusi udara mengandung partikel besar dan kecil.
Pada orang dengan kulit normal, jika terkena polusi udara tingkat tinggi, partikel berukuran besar dapat masuk ke lipatan kulit di sekitar mata, hidung, leher, dan ketiak.
Hal ini dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan, yang menyebabkan iritasi, lecet, luka, infeksi sekunder, dan jaringan parut.
Sedangkan partikel kecil yang tidak terlihat dengan mata telanjang dapat terserap ke dalam kulit melalui pori-pori sehingga menyebabkan peradangan pada epidermis atau dermis yang akhirnya menyebabkan eksim.
Orang dengan kulit kering mungkin menganggap polusi udara lebih menjengkelkan, terutama ketika tingkat polusinya tinggi.
Kulit kering lebih sensitif terhadap polutan udara yang menyebabkan iritasi dan gatal-gatal yang memperburuk kondisi kulit.
Sedangkan pada kulit berminyak, sebum berlebih dapat memerangkap partikel udara sehingga menimbulkan lapisan pada kulit.
Jika lapisan ini tidak dihilangkan dapat menyebabkan jerawat, peradangan, dan pori-pori tersumbat.
Namun, dalam upaya membersihkan lapisan ini, seringkali kulit menjadi kering sehingga dapat menyebabkan iritasi dan memperburuk kondisi lainnya.
Memburuknya permasalahan kulit yang sudah ada. Ilustrasi menggaruk kulit. (freepik.com)
Dampak polusi udara bisa lebih parah bagi mereka yang sudah mempunyai masalah kulit tertentu.
Penderita eksim misalnya, bisa merasakan iritasi baik di bagian luar kulit akibat polusi maupun di bagian dalam kulit yang meradang.
Oleh karena itu, penderita eksim seringkali lebih terkena dampaknya ketika tingkat polusi tinggi, serupa dengan penderita asma.
Orang dengan psoriasis juga mungkin lebih menderita akibat polusi udara.
Kondisi autoimun ini menyebabkan kulit bersisik atau gatal, mengganggu pelindung kulit dan memungkinkan partikel debu eksternal masuk ke dalam tubuh, sehingga memperburuk peradangan dan kondisi kulit.
Cara melindungi kulit dari polusi
Hidrasi kulit yang baik penting untuk melindungi kulit dari efek polusi.
Pilih pelembab yang sesuai dengan jenis kulit Anda dan terapkan rutinitas perawatan kulit yang tepat.
Selain itu, penting untuk menghindari penggunaan parfum dan deodoran, karena keduanya dapat mengiritasi kulit.
Jika dikombinasikan dengan polutan udara, keduanya dapat memperburuk kondisi kulit.