TRIBUNNEVZ.
Menteri Perindustrian (Menteri) Agus Gumiwang Kartasasmita dikabarkan mengatakan pemerintah telah membahas insentif yang akan diberikan pada tahun 2025 untuk mendorong industri otomotif.
Sementara skema insentif yang dibahas antara lain insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN DTP) pemerintah dan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan listrik baterai (BEV) pada kendaraan hybrid.
“Kami mendukung rencana pemerintah. Sebab di antara kebijakan-kebijakan yang saling bertentangan tersebut adalah kebijakan-kebijakan yang mendorong terciptanya daya beli dunia usaha. Jadi kami sangat mengharapkan inisiatif seperti itu. Ya, kita berharap bisa dilaksanakan,” ujarnya. .
Menurut Bob, insentif ini akan memacu dunia usaha untuk melangkah, khususnya di industri otomotif.
Seperti diketahui, penjualan mobil saat ini direncanakan sebanyak 850.000 unit, turun 15-17 persen dibandingkan tahun lalu.
Industri otomotif diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2024 berkat kenaikan PPN dan cukai.
“Kami merasakan di masa COVID-19 saat pemerintah mengambil hari libur (PPNBM), efek penjualannya lebih baik dan bahkan penerimaan pajak pemerintah juga meningkat. Jadi, seperti yang sering saya katakan, cuti tidak selalu membawa pertumbuhan. Sebaliknya, kenaikan tarif pajak selalu menyebabkan peningkatan penerimaan pajak.
Bob menjelaskan bahwa pemerintah harus berhati-hati dalam menentukan tarif pajak yang sesuai untuk perekonomian dengan pendapatan per kapita sekitar $4.000. Hal ini belum tentu terjadi di negara-negara lain dengan struktur industri serupa.
“Jadi kita tidak bisa bilang negara kita lebih rendah atau lebih tinggi. Tapi harus sejalan dengan struktur industri dan struktur perekonomian kita yang ada,” ujarnya.
Menurut Bob, yang utama adalah tarif pajak harus optimal bagi mereka yang mampu menciptakan perekonomian dan mencari pekerjaan. Pertumbuhan tinggi tanpa lapangan kerja, tanpa pengganda tidak baik untuk pajak.
Oleh karena itu, ke depan kita harus fokus pada pembangunan ekonomi yang berkualitas.
Di sisi lain, Bob tak mau berspekulasi, namun pengalaman menunjukkan berlibur di masa pandemi bisa mendongkrak penjualan mobil.
Bob mencontohkan mendorong dunia usaha untuk terus berproduksi dan mengekspor ke negara seperti China, yang terpenting adalah mencari lapangan kerja.
Haykindo mencatat total penjualan grosir mobil penumpang pada Januari-Oktober 2024 sebanyak 710.406 unit, turun 15 persen dari 836.128 unit pada periode yang sama tahun 2023.
Sementara itu, penjualan kendaraan secara retail atau dealer ke konsumen turun 11,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 menjadi 825.692 unit dibandingkan periode yang sama tahun 2030.