geosurvey.co.id – Prabowo Subianto resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pada Minggu (20 Oktober 2024).
Hal itu disampaikan Prabowo usai dilantik pada Kongres MPR di Gedung MPR/KHDR, Senayan, Jakarta Pusat.
Dalam sambutannya, Prabowo Subianto tak menyinggung perkembangan di ibu kota negara Indonesia, Kalimantan Timur (IKN).
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Komaruddin Watubun mengaku senang mantan Danjen Kopassus tidak membahas persoalan IKN.
Ia menilai Prabowo punya ide sendiri sehingga tidak menyinggung soal IKN pada pidato pertamanya sebagai presiden. Sebab saat ini IKN belum menjadi prioritas negara.
Selain itu, Jokowi, Presiden ketujuh RI, memberikan pinjaman pemerintah kepada Prabowo sebesar Rp 8,4 triliun. Oleh karena itu, IKN tidak boleh menjadi permasalahan besar di tanah air.
Pak Prabowo (IKN), Pak Prabowo tidak menyebutkan pasti akan memprioritaskan prioritas hari ini, ujarnya.
“Karena kondisi nasional serupa, dampak geopolitik global pasti akan memakan banyak energi. ULN kita saat ini Rp8.400 triliun,” ujarnya.
Ia mengingatkan Indonesia harus membayar utang sebesar 1.000 triliun rupiah pada tahun depan. Beban utang Jokowi harusnya ditanggulangi oleh Prabowo sebagai Presiden kedelapan RI.
“Ini semua beban yang harus diselesaikan oleh Pak Prabowo. Jadi menurut saya itu bagian dari pendekatan Pak Prabowo dalam menentukan prioritas. Jadi mana yang penting, mana yang penting, mana yang penting dan mana yang tidak,” ujarnya. .
Selain itu, Kemarudin menilai tidak ada urgensi pemindahan ibu kota dalam waktu dekat. Komarudin mengatakan, hal ini karena Indonesia tidak akan binasa kecuali ibu kotanya dipindahkan.
“Saya kira betul kalau masyarakat masih hidup dalam kondisi seperti itu, kita akan bertahan di Jakarta daripada mati. Tapi kalau masyarakat kita mengutamakan materi, maka masyarakat akan menderita, pangan akan meningkat, semuanya akan meningkat, orang miskin.”
Karena Prabowo terus menonjolkan permasalahan si kecil. Konon si kecillah yang membiayai tentara kita dan perjuangan kita, padahal kita tidak ada yang punya APBN, ujarnya.
Komaruddin juga mendukung penolakan Prabowo menandatangani Perpres pemindahan ibu kota. Tidak perlu memindahkan ibu kota untuknya.
“Jangan bicara Perpres, bahkan UU, kalau tidak bisa, kita bisa memaksakan dengan cara apa pun. Kalau tidak punya uang, mau apa?” Terima kasih kepada Prabowo atas pujiannya terhadap Sukarno-Megawati
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Cristianto mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas pengangkatannya sebagai Presiden Republik Indonesia, seperti diberitakan Kompas.com.
Ia pun menyampaikan apresiasi atas kinerja Prabowo. Ia mengatakan, pidato Pangkostrad sebelumnya membangkitkan semangat nasionalisme dan menekankan pentingnya menghormati para pendiri negara.
“Kami mengucapkan selamat kepada Pak Prabowo Subianto atas pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Kami berterima kasih kepada Bongkarno yang telah mendengarkan pidatonya yang penuh semangat dan mendorong nasionalisme, serta Presiden Prabowo yang telah menjabat sebagai duta besar,” kata Hasto kepada wartawan independen, namun betapa ia menghormati para pemimpin Asia, Afrika, dan Amerika Latin. ”Bali, Minggu (20 Oktober 2024).
Selain itu, Hasto juga memuji Prabowo dalam pidatonya dan menyoroti kontribusi Ketua Umum Partai Demokrat Megawati Sukarnoputri selama menjabat sebagai Presiden kelima RI.
Salah satunya terkait upaya mengatasi krisis multifaset yang dihadapi Indonesia.
Prabowo kemudian berharap bisa mencapai cita-cita yang memimpin Indonesia selama ini, yakni mensejahterakan masyarakat miskin. Kabar terkini dari pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Sukarnoputri, dipastikan akan absennya Joko Widodo. (KOMPAS.com/Alif Ichwan)
“Kita semua berharap gagasan pembebasan masyarakat miskin yang telah berkorban luar biasa oleh para pendiri bangsa kita, dapat benar-benar terwujud di Indonesia.”
Lebih lanjut, Hasto mengatakan jika pemerintahan Prabowo ingin mewujudkan cita-cita tersebut, PDIP siap mendukung inisiatif politiknya.
Hasto memuji Sukarno-Megawati dalam pidatonya kepada Prabowo: “Itulah sebabnya kami mendukung kebijakan nasional untuk mencapai tujuan nasional.”
Dalam pidatonya, Prabowo mengucapkan terima kasih kepada mantan presiden dan wakil presiden tersebut atas jasa-jasanya kepada bangsa Indonesia.
Mulai dari Sukarno, Presiden pertama RI, hingga Joko Widodo, Presiden ketujuh RI.
Prabowo pertama kali mengatakan bahwa Megawati Sukarnoputri, presiden kelima Indonesia, banyak berjasa bagi bangsa Indonesia selama menjabat sebagai presiden.
Usai upacara pembukaan, Prabowo mendapat tepuk tangan dari hadirin: “Kami berterima kasih kepada Presiden Mewat.
Prabowo mengatakan Megawati berperan penting dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi akibat krisis tahun 1998.
Prabowo mengatakan, perusahaan-perusahaan yang hancur saat itu bisa diselamatkan dan diperbaiki pada masa pemerintahan Megawati.
“Kita harus mengakui bahwa permasalahan di banyak perusahaan yang hancur di bawah pemerintahan UM dapat diperbaiki dan diselamatkan.”
Prabowo juga memuji Presiden Sukarno yang meletakkan dasar negara dengan pemikiran Pancasila.
Saya berterima kasih kepada Presiden pertama Bung Karno yang telah memberikan kita ideologi nasional Pancasila yang ditinggalkan di lapas dan penjara serta di mana-mana memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, kata Prabowo.
Begitu pula dengan Presiden BJ Habibie, Abdurahman Wahid, dan SBY. Prabowo mengatakan, setiap orang punya pelayanan masing-masing untuk diberikan kepada pemerintah.
“Kami berterima kasih kepada Presiden Habibie yang telah meletakkan landasan bagi pencapaian ilmu pengetahuan dan teknologi.”
“Kami berterima kasih kepada Presiden Abdurrahman Wahid yang telah memberikan contoh toleransi antaragama dan memperjuangkan Indonesia yang inklusif dan toleran,” kata Prabowo.
“Kami berterima kasih kepada Presiden SBY yang telah memimpin Indonesia bersama Pak JK di tengah krisis nyata, bencana tsunami, untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan di Aceh, sebuah prestasi yang patut mendapat pengakuan,” lanjutnya.
Selain itu, Prabowo juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Jokowi.
(geosurvey.co.id/Deni/Igman/Milani)