geosurvey.co.id – Prof. Sr. Rachmat Pambudy, M.S. oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Pusat Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Pria yang akrab disapa Rachmat ini merupakan seorang ulama yang memiliki pengalaman beragam di bidang pendidikan dan penelitian.
Selain itu, Rachmat juga merupakan politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Dan berikut profil Rachmat Pambudy. Kehidupan pribadi
Melansir Kompas.com, Rachmat Pambudy lahir di Yogyakarta pada 23 Desember 1956.
Saat ini Rachmat telah menginjak usia 68 tahun.
Ia memiliki seorang istri bernama Mardiana Estilistiati. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Periode 2019-2024 Suharso Monoarfa saat pemaparan Menteri Pendidikan baru Rachmat Pambudy (HO)
Rachmat Pambudy menyelesaikan studi sarjananya di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Ia kemudian melanjutkan studi hingga memperoleh gelar master Komunikasi untuk Pembangunan dari universitas yang sama.
Pada tahun 1999, Rachmat mendapat gelar doktor Penyuluhan Pembangunan dari IPB. Untuk bekerja
Rachmat Pambudy dikenal sebagai pakar di bidang agribisnis dan telah lama bekerja sebagai guru besar terakreditasi di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Selain itu, beliau juga bekerja sebagai profesor di bidang Bisnis di kampus yang sama.
Selain bekerja sebagai pekerja agribisnis dan guru besar di IPB, Rachmat Pambudy juga bekerja sebagai peneliti di Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian IPB dan di Unit Pengajaran dan Penelitian Peternakan Jonggol (JASTRU).
Keseriusannya dalam bidang pertanian terlihat dengan dibentuknya Yayasan Unit Kajian dan Evaluasi Sosio-Ekonomi (USESE) pada tahun 1988.
Pada tahun 2004, Rachmat menjabat sebagai pejabat struktural Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Bungaran Saragih. Rachmat Pambudy, Pakar Pertanian IPB yang kini menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. (alumniipbpedia.id)
Selanjutnya, ia juga bekerja di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bersama Prabowo.
Tak hanya itu, pada tahun 2009 lalu, Partai Gerindra mengajukan namanya untuk bergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, namun pada akhirnya Gerindra memutuskan untuk tidak bergabung dengan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Rachmat terus berkiprah di bidang pertanian dan pada tahun 2015 diangkat menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina HKTI.
Setahun kemudian, ia mendirikan dan menjadi Dewan Pakar sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Komite Pemantauan dan Pengawasan Pertanian Indonesia (KP3I).
Selanjutnya Rachmat juga bergabung dengan dunia usaha dengan menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) Tbk sejak tahun 2018.
NSS adalah salah satu produsen minyak sawit terkemuka di Indonesia dan memiliki perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.
(geosurvey.co.id/David Adi) (Kompas.com/Novianti Setuningsih)