geosurvey.co.id – Prof. Ph.D Satryo Somantri Brodjonegoro diangkat menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi oleh Presiden Prabowo Subianto.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Kemdikbudristek dipecah menjadi tiga kementerian terpisah saat Presiden Prabowo menjabat.
Ketiga kementerian tersebut adalah Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kementerian Kebudayaan.
Orang yang akrab disapa Satryo ini merupakan seorang akademisi yang berpengalaman menjalankan banyak organisasi.
Satryo juga dikenal sebagai ilmuwan dengan ratusan publikasi.
Dan berikut profil Satryo Somantri Brodjonegoro. kehidupan pribadi
Melansir Kompas.com, Satryo lahir pada 5 Januari 1956 di Delft, Belanda. Saat ini dia berusia 68 tahun.
Ia merupakan putra dari Somantri Brodjonegoro yang menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1973. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadeem Makarim berbicara pada Upacara Penghargaan Merdeka Belajar 2024 di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC). ), Jakarta, Jumat (5/7/2024). (Selebaran) Pendidikan
Satryo merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ia diketahui memiliki gelar PhD di bidang Teknik Mesin dari Universitas Tokyo, Jepang.
Ia kemudian memperoleh gelar PhD dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat (AS). karier
Mengutip dari laman ksi-indonesia.org, karir kepemimpinan Satryo Somantri dimulai pada tahun 1992 saat ia terpilih menjadi Ketua Divisi Teknik Mesin ITB.
Setelah itu, Satryo mulai melaksanakan proses evaluasi diri yang disetujui oleh ITB dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditzen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Ia juga seorang ilmuwan yang telah menerbitkan total 99 publikasi ilmiah.
Satrjo menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dirjen Dikti antara tahun 1999 hingga 2007.
Di bawah kepemimpinannya, reformasi pendidikan tinggi Indonesia dimulai pada bulan Desember 2000 dengan transformasi lembaga pendidikan tinggi besar menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) atau sekarang Badan Hukum Perguruan Tinggi Negeri (PTN BH) yang dimulai pada tahun 2000.
Bahkan, ia merupakan salah satu penggagas program unggulan World Class University yang diluncurkan pada tahun 2007 oleh Kementerian Pendidikan Nasional. (Kanan ke kiri) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2019-2024 Nadeem Makarim, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muthi, Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Satryo Somantri Brodjonegoro dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada acara serah terima di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kantor Pendidikan dan Kebudayaan, Jln Senayan, Jakarta, Senin (21/10/2024). (Mimbar/Fahdi Fahlavi)
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, penelitian dan daya saing perguruan tinggi Indonesia di tingkat global.
Universitas kelas dunia dinilai berhasil jika menggunakan tolok ukur seperti QS World University Rankings dan Times Higher Education, jumlah publikasi di jurnal internasional, dan peningkatan pemeringkatan seperti partisipasi dalam jaringan kolaborasi internasional dan program pertukaran pelajar.
Satrjo juga pernah menjadi Ketua dan Anggota Komisi Teknik Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia pada tahun 2018 hingga 2023. Menghadiahkan
Atas prestasi dan jasanya di dunia pendidikan, Satryo banyak mendapat penghargaan.
Berikut penghargaan yang diterimanya:
– Chief Scientist Ganesh Bhakti Medal dari ITB (Maret 2010)
– Medal of Honor Order of the Rising Sun, Sinar Emas dengan Pita Leher dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia (3 November 2016).
(geosurvey.co.id/David Adi) (Kompas.com/ Sania Mashabi, Maher Prastivi)