geosurvey.co.id, JAKARTA – Program pangan bergizi gratis yang dicanangkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, masih dalam tahap finalisasi cara pelaksanaannya. Ia yakin program ini bisa mengatasi permasalahan putus sekolah karena tidak hanya ditujukan kepada pelajar saja namun juga ibu hamil.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, program makanan bergizi gratis ini akan dilaksanakan pada Januari 2025 dan tidak hanya menyasar anak sekolah mulai SD hingga SMA, tapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. usia.
“Program ini mencakup seluruh tahapan perkembangan mulai dari lahir, ibu hamil, perawat, balita hingga anak SMA. “Ini daftar yang tidak bisa dipecahkan,” kata Dadan dalam keterangannya, Jumat (10/11/2024).
Menurutnya, jika salah satu permasalahan tersebut tidak diatasi, maka hasilnya tidak akan terbaik. Oleh karena itu, hal ini harus dilakukan secara bersama-sama. Kepala BKKBN Sundoyo saat Simposium Rakyat Nasional 2024 “Reformasi Kebijakan Rakyat dalam Indonesia Emas 2045” di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah. (IST)
“Untuk itu kami berkolaborasi dengan segala hal. Termasuk BKKBN dengan solusi krisis karena kami punya kekuatan untuk campur tangan dalam pemeliharaan,” ujarnya.
Target jumlah masyarakat penerima makanan bergizi gratis diperkirakan mencapai 82,9 juta orang. Dadan pun memutuskan untuk mengganti nama dari “Makan Siang Gratis” menjadi “Makanan Bergizi Gratis” (MBG). Perubahan tersebut berdasarkan uji coba yang dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia.
“BGN kerja sama dengan semua pihak. Intervensi gizi ada di tangan kita karena kita punya kewenangan. Kita terus kerja sama dengan pihak lain dalam pelaksanaan lebih lanjut. Kalau data kependudukan, harusnya dari BKKBN,” kata Dadan.
Dadan mengatakan masa perkembangan terpenting dimulai saat anak berusia 9-17 tahun. “Saat itu intervensi gizi sangat diperlukan. Untuk itu, program MBG kami sasar mulai dari ibu hamil dan menyusui, balita hingga pelajar SMA, baik kaya maupun miskin,” kata Dadan.
Hasil survei menunjukkan anak kelas II PAUD-SD bersekolah hanya sampai pukul 10.00 WIB. Jadi makanan itu dikirim ke anak-anak pada pukul 08.00 WIB. Anak sekolah dasar kelas III-VI bersekolah sampai pukul 12:00 WIB dan makan sekitar pukul 09:00 WIB. Saat ini, untuk pelajar SMA dan mahasiswa, jam pelajarannya sampai pukul 14.00 WIB atau 16.00 WIB, sehingga makannya sekitar pukul 11.30 WIB. Kepala Badan Pangan Nasional Dadan Hindayana usai rapat dengan Badan Anggaran DPR RI pada Selasa (10/09/2024). (Nitis Hawaroh/geosurvey.co.id)
“Karena anak-anak menerimanya pada waktu yang berbeda-beda, maka kata Makan Siang Gratis sebaiknya tidak digunakan lagi, melainkan diubah menjadi Makan Siang Bergizi Gratis,” jelasnya.
Sementara itu, Plt. Kepala BKKBN Dr. Sundoyo, SH, MKM, M.Hum menyampaikan bahwa dalam menyambut Indonesia Emas 2045 diperlukan kerjasama dari masing-masing kelompok dan tidak bisa sendirian atau memimpin sendiri. Termasuk dalam program MBG.
Menurut Sundoy, diharapkan semua pihak dapat berkontribusi dalam kerja sama tersebut karena tujuan dari program MBG adalah menciptakan generasi yang sehat sehingga Indonesia Emas pada tahun 2045 dapat tercapai.
Badan Gizi Nasional berperan dalam intervensi gizi, BKKBN berperan dalam informasi dan data atau lainnya, serta lembaga atau departemen lainnya, kata Sundoyo.
Terkait manajemen mitigasi yang menjadi tanggung jawab BKKBN, Sundoyo mengatakan saat ini sedang dilakukan penelitian untuk melakukan mitigasi perlambatan pada tahun 2024, yang akan menjadi landasan kebijakan intervensi mitigasi pada tahun 2025.
“Tunggu saja hasilnya dalam tiga bulan ke depan, baru akan dipublikasikan, baru kita lihat apa hubungannya dengan penurunan jumlah penduduk tersebut,” kata Sundoyo.
Pada kesempatan ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan terus menyiapkan sumber daya tenaga kerja yang berkualitas untuk fase demografi 2025-2035 melalui pemberdayaan keluarga.
“Dengan menjaga keseimbangan angka kesuburan total (TFR) atau jumlah kelahiran yang ditargetkan sebesar 2,10, karena jika terlalu rendah akan berdampak pada berbagai aspek, baik sosial maupun ekonomi,” kata Sundoyo. . Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membagikan makanan bergizi gratis di SDN Gunung 01, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (3/9/2024). 650 paket dibagikan. (koran/buku kota)
Menurut Sundoy, untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk, perlu dilakukan upaya agar TFR tidak melebihi rata-rata nasional sebesar 2,10. Jadi secara nasional kita bisa turunkan 2,18 (angka BPS). Variasi tiap provinsi TFRnya berbeda-beda. Di Yogyakarta TFRnya kurang dari 2,0, sedangkan NTT masih 2,7, ujarnya.
Untuk itu, Sundoyo menilai perlu adanya intervensi pada provinsi dan kabupaten/kota yang retensi TFRnya tinggi. Sehingga keluarga berkualitas merata.
“Dalam situasi seperti ini, Grand Design Pembangunan harus disusun untuk menjamin pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Sundoyo.
Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Warga (KPPTPK), Prof. Dr. Hartono, Dr. M.Si menunjukkan dukungannya terhadap “Reformasi Kebijakan Kewarganegaraan Menuju Indonesia Emas 2045”.
“Ya, kami akan melakukan kajian-kajian yang akan diberikan kepada pemerintahan baru untuk mengambil kebijakan yang tepat mengenai kependudukan,” ujarnya.