Wartawan geosurvey.co.id, Aisyah Nursyamsi melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Sebagian orang sulit membedakan tuberkulosis dengan tuberkulosis (TB).
Selain itu, gejala kedua penyakit ini sangat mirip.
Padahal, meski sama-sama bisa menyerang saluran pernapasan, namun keduanya sangat berbeda.
Mengenai hal tersebut, Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RS Pondok Indah – Puri Indah, dr. Desilia Atikawati, Sp. PKR, FAPSR menjelaskan perbedaannya.
Ia pertama kali menjelaskan bahwa pneumonia dan TBC melibatkan peradangan atau infeksi pada jaringan paru-paru.
Namun keduanya berbeda dalam hal faktor.
“Pneumonia bisa disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Nah, kalau TBC itu sendiri disebabkan oleh bakteri, namanya mycobacterium tuberkulosis,” ujarnya dalam wawancara dengan media secara virtual, Selasa (26/11/2024).
Bakteri Mycobacterium tuberkulosis penyebab TBC sendiri mempunyai khasiat dibandingkan bakteri lainnya sehingga cara pengobatannya berbeda dengan pneumonia.
Kemudian dari segi gejala, pneumonia sering terlihat.
Gejala umum berupa batuk berdahak atau kering. Selain batuk, demam atau sesak napas juga bisa terjadi.
“Tapi kalau pneumonia, biasanya infeksi berarti pasien harus segera periksa ke dokter. Batuknya disertai demam tinggi, menggigil, sesak, dada sebelah kiri, sehingga pasien segera merasa membaik,” ujarnya. . menjelaskan.
Kini, dengan TBC, gejala gangguan paru-paru muncul secara perlahan.
“Makanya pasiennya demam, bukan penyakit akut.
Terkadang banyak orang yang mengira bahwa penyakit ini hanyalah penyakit biasa.
Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk segera mengobati sendiri jika gejalanya terus berlanjut setelah dua minggu.
Gejala TBC lainnya adalah batuk berdahak yang terkadang mengandung darah.
Demam lebih sering terjadi pada pasien TBC.
Kemudian terjadi penurunan berat badan dan hilangnya nafsu makan.
“Jadi misalnya pasien ada gambarannya seperti pneumonia, tapi tidak kunjung membaik. Ada batuk yang berkepanjangan, maka itu harus dianggap TBC,” tuntasnya.