Qatar menolak hal itu dari AS. Tekanan untuk menutup kantor Hamas, menunda mediasi gencatan senjata di Gaza
geosurvey.co.id – Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan pada 9 November bahwa Doha menangguhkan upaya mediasi untuk mencapai gencatan senjata di Gaza sampai para pihak “menunjukkan kemauan dan keseriusan mereka untuk mengakhiri perang brutal dan penderitaan warga sipil yang sedang berlangsung.”
Dalam pernyataan yang dipublikasikan di media sosial, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Dr. Majed bin Mohammed al-Ansari juga membantah laporan media Barat bahwa Doha telah meminta pejabat Hamas untuk menutup kantor politik mereka dan meninggalkan kerajaan tersebut.
“Laporan media mengenai kantor Hamas di Doha [tidak] salah… Tujuan utama kantor tersebut di Qatar adalah untuk menjadi saluran komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat, dan saluran ini telah berkontribusi dalam mencapai gencatan senjata pada tahap awal.” kata Ansari. Kantor Berita Qatar (CNA), sambil menekankan “perlunya mendapatkan informasi dari sumber resmi”.
Doha mengumumkan kepada Tel Aviv dan Hamas 10 hari lalu bahwa mereka akan menghentikan upaya mediasi jika kesepakatan gencatan senjata tidak tercapai.
“Negara Qatar tidak akan menerima mediasi sebagai alasan untuk memeras mereka, karena kita telah melihat manipulasi sejak kegagalan terobosan pertama dan perjanjian pertukaran perempuan dan anak, terutama dalam hal kesepakatan kewajiban yang dibebankan oleh Mediasi. telah disepakati, dan eksploitasi kelanjutan perundingan untuk membenarkan kelanjutan perang demi kebijakan yang sempit, ”kata Ansari.
Pada hari Jumat, media Barat mengutip “sumber diplomatik” yang mengatakan bahwa, di bawah tekanan langsung dari Washington, Qatar mengatakan kepada pejabat Hamas lebih dari seminggu yang lalu bahwa kelompok perlawanan Palestina harus menutup kantor diplomatiknya di Doha.
“Setelah berulang kali menolak tawaran untuk membebaskan para sandera, para pemimpin [Hamas] seharusnya tidak lagi disambut di ibu kota oleh mitra Amerika mana pun. Kami memperjelas hal ini kepada Qatar setelah penolakan Hamas beberapa minggu lalu terhadap proposal lain untuk membebaskan sandera,” kata a pejabat senior pemerintah AS.
Al Jazeera mengutip seorang pejabat senior Hamas pada hari Sabtu yang mengatakan bahwa kelompok tersebut “sadar” atas keputusan Qatar untuk menghentikan upaya mediasi, “tetapi tidak ada yang menyuruh kami untuk pergi.”
“Pemimpin Qatar tidak meminta Hamas meninggalkan Doha, namun gerakan tersebut telah mengembangkan beberapa rencana alternatif untuk memindahkan kantornya ke tempat lain,” Al Mayadeen mengutip pernyataan seorang pejabat Hamas.
Sumber: Buaian