Seorang pejabat senior Korea yang merupakan ajudan presiden Korea Selatan mempersiapkan pengunduran diri massal
geosurvey.co.id- Para pembantu utama Presiden Yoon Suk-yeol, termasuk kepala stafnya, akan mengundurkan diri secara massal pada hari Rabu, kantor kepresidenan mengumumkan, setelah Majelis Nasional memblokir deklarasi darurat militer yang dilakukan Yoon secara tiba-tiba.
Diantaranya adalah Jeon Jin-suk, kepala Administrasi Kepresidenan. Penasihat Keamanan Nasional Shin Won Sik? dan Song Tae Yoon, Kepala Staf Kebijakan, bersama tujuh asisten senior lainnya.
Tawaran pengunduran diri itu muncul setelah Yun mengumumkan darurat militer pada Selasa malam, dan menuduh oposisi memiliki “kekuatan anti-negara” yang akan melumpuhkan pemerintahan negara melalui pemakzulan dan pemotongan anggaran.
Yun mencabut darurat militer setelah Majelis Nasional dengan suara bulat memutuskan pada Rabu pagi untuk meminta presiden mencabutnya.
Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol pada Selasa (12 Maret 2024) mengumumkan keadaan darurat. Enam jam kemudian, Rabu pagi (12/04/2024), ia mencabut pernyataannya karena ditolak Majelis Nasional. (KBS)
Dia memanggil kepala pemadam kebakaran
Para pemimpin partai yang berkuasa meminta Yun untuk memecat kepala pertahanan karena kegagalan darurat militer
Pemimpin Partai Kekuatan Rakyat (PPN) yang berkuasa meminta Presiden Yoon Suk-yeol untuk menjelaskan keputusannya untuk mengumumkan darurat militer dan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun karena “situasi bencana”.
Han Dong-hun membuat pernyataan tersebut setelah Yoon mencabut darurat militer pada rapat kabinet pada Rabu pagi setelah Majelis Nasional memutuskan untuk memblokir keputusan tersebut.
Yun mengatakan deklarasi darurat militernya bertujuan untuk “menghilangkan kekuatan anti-pemerintah”, dan menuduh oposisi “melumpuhkan” pemerintah dengan memakzulkan pejabat pemerintah dan memotong anggaran nasional yang diusulkan.
“Sebagai partai yang berkuasa, kami meminta maaf kepada masyarakat atas situasi buruk yang terjadi saat ini,” kata Khan kepada wartawan di Majelis Nasional.
“Presiden Yun harus segera menjelaskan situasi bencana ini dan menuntut pertanggungjawaban dari mereka yang bertanggung jawab, termasuk pengunduran diri segera menteri pertahanan yang mengusulkan darurat militer,” tambahnya.
Kim, mantan kepala keamanan presiden dan rekan dekat Yun, diangkat menjadi menteri pertahanan pada bulan September. Kementerian Pertahanan membenarkan bahwa Kim Jong Un telah menyarankan agar Yun memberlakukan darurat militer.
Khan mengatakan partainya akan berupaya meminimalkan dampak terhadap perekonomian dan diplomasi negara, serta berjanji akan menyelidiki situasi secara menyeluruh dan mengambil tindakan yang diperlukan.
SUMBER: BERITA YONHAP