Laporan dari Reporter geosurvey.co.id, Ismoyo
geosurvey.co.id, JAKARTA – Menteri Energi dan Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia angkat bicara soal kehormatan menerima gelar Doktor Sains dalam dua tahun.
Menurut Bahlil, pihak yang berhak meminta informasi adalah Universitas Indonesia, bukan dirinya. Ia mengaku mengambil minimal satuan yang wajib diambilnya selama mendaftar program doktor di UI, yakni empat satuan.
Saya tidak tahu kalau ini isu di dalam kubu, kata Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/10/2024).
“Tapi kalau kuliah, aturannya bilang aku punya gelar di daerahku ya, minimal 4 satuan dan 4 satuan. Itu saja,” lanjutnya.
Bahlil mengaku mengikuti aturan kampus secara umum. Biasanya dimulai dari pelayanan informasi hingga seminar.
“Saya sudah empat sesi, pernah mengikuti ceramah, diskusi, seminar, itu semua,” tutupnya.
Seperti disebutkan sebelumnya, Bahlil Lahadalia mendapatkan gelar doktor dari Sekolah Kajian Strategis dan Internasional (SKSG) Universitas Indonesia (UI).
Bahlil memperoleh gelar doktornya setelah mempertahankan tesisnya yang berjudul ‘Kebijakan, Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Adil dan Berkelanjutan di Indonesia’ dalam Kursus Promosi Doktor di Makara Art Center ( MAC) UI.
Ijazah Bahlil menjadi fokus, karena baru didapat setelah menempuh pendidikan selama 1 tahun 8 bulan atau 3 bulan.
Direktur Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI, Amelita Lusia mengatakan, Bahlil mengikuti program sarjana di UI mulai tahun 2022 dan menempuh jalur penelitian.
“Pak Bahlil sudah terdaftar menjadi mahasiswa SKSG tahun 2022, sedang mengikuti jalur penelitian,” kata Amelita saat dikonfirmasi, Kamis (17/7/2024).
Ia mencontohkan, masa penelitian Bahlil bagi mahasiswa program doktor berdasarkan Perintah Eksekutif Rektor UI 016 Tahun 2026 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI.
“Bagian 14 menyatakan bahwa program Doktor dirancang untuk enam (enam) sesi yang dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari empat (empat) sampai dengan sepuluh (10) minggu,” jelasnya.
Diketahui, bagian ini dipimpin oleh Prof. Dr. I Ketut Surajaya, S.S., M.A., dan Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., M.M. sebagai sponsor, dan Dr. Teguh Dartanto, S.E., M.E., dan Athor Subroto, Ph.D sebagai promotor.
Tim penguji terdiri dari para ahli seperti Dr. Margaretha Hanita, S.H., M.Si., Prof. Dr. A. Hanief Saha Ghafur, Prof. Didik Junaidi Rachbini, M.Sc., Ph.D, Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si., dan Prof. Dr. Kosuke Mizuno.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh para pejabat, mahasiswa dan institusi yang memberikan apresiasi atas keberhasilan Bahlil menempuh pendidikan kedokteran di SKSG UI.