
geosurvey.co.id – Pemilik Klinik Kecantikan RIA, RIA Agustina (33), harus berhubungan dengan hukum dugaan pelecehan.
Mengutip Kompas.com, ia menamai tersangka setelah menangkap asistennya, DN (58), direktur Direktorat Polisi Regional Renact Metro Jaia, di hotel di Jakarta selatan (1/12/2024).
AIDRESKRIM METRO JAIA Komisaris Polisi Regional Wira Satya Triputra mengatakan RIA mengklaim memiliki sertifikat pelatihan sebagai tenaga medis.
Virus mengatakan serum yang digunakan dalam RIA tidak memenuhi standar keamanan.
“Dalam serum yang tidak memenuhi standar keamanan, di mana tersangka mengklaim dia memiliki keterampilan yang mendukung sertifikat pelatihan,” kata pria, mengutip Sabtu (7/12/2024).
Tidak hanya ini, RIA mengatakan bahwa ia tidak memiliki izin praktik hukum untuk membuka klinik kecantikan.
Wira menunjukkan bahwa dalam praktiknya, RIA menawarkan layanan yang indah tanpa izin pemasaran untuk alat yang digunakan.
Alat seperti roller dan serum derma tidak terdaftar di Badan Kontrol Makanan dan Obat (BPOM).
“Roller Derma tidak memiliki izin distribusi, dan krim anestesi dan serum yang digunakan juga tidak terdaftar di BPOM,” kata Wira. Klaim dapat menghilangkan sebagian besar perawatan bopeng, RP.
Ria, untuk pasien, mengklaim dia bisa menghapus pokmmarket di wajah.
WIRA menunjukkan bahwa cara untuk melepas tanda saku pada wajah pasien adalah penggunaan perangkat atraksi GTS yang tidak terdaftar di BPOM.
“Tersangka dengan sengaja menggunakan Layanan Bopmarks Openness -OFF dengan membuka instrumen Roller GTS yang belum memiliki izin distribusi,” katanya.
Sebenarnya Wira mengatakan, metode yang digunakan oleh RIA sebenarnya menyebabkan cedera pada pasien.
“Jaringan wajah terluka,” katanya.
Melalui praktik ilegal ini, RIA memiliki instalasi RP. Klinik kecantikan ilegal mempromosikan akun Instagram @riabeauty.
Secara khusus, Kasubdit Renista Direskrimon Polda Metro Jaya, Kompol Syarifah, Presiden Sukmi, mengatakan bahwa dalam sebulan, Klinik Kecantikan Ria Beauty menilai ratusan juta rupee setiap hari.
“Ya, di muka, kami membayar 15 juta rubel untuk perawatan. Bayangkan jika misalnya 1 hari dibuat dari 12 hingga 15, gilirannya mungkin Rp. Penangkapan kronologi: Selama manajemen 7 pasien, polisi mengeluh bahwa mereka adalah pengguna yang menjanjikan yang menjanjikan
RIA dan asistennya, DN (58) ditangkap ketika mereka dirawat di rumah sakit oleh tujuh pasien di kamar hotel di Jakarta Selatan pada hari Minggu (1/12/2024).
“Jadi, pada saat penangkapannya, ada 7 pasien di tempat kejadian,” kata virus itu.
Pada saat yang sama, polisi adalah penangkapan atas klaim sebagai klien yang menjanjikan dan menyerukan WhatsApp terkait dengan perawatan derm Roller pada 14 November 2024.
Kemudian, manajemen RIA Beauty Clinic meminta pengidentifikasi dan foto.
Ada satu perawatan dalam komunikasi ini pada RP.
“Jika Anda tertarik, bayar segera 1 juta RP.” Kata wira.
Kemudian, seorang penyelidik bertopeng diundang ke grup WhatsApp yang disebut ‘Derma Roller Jakarta Desember’.
Dalam kelompok WhatsApp, ada sembilan pasien yang juga menjadi anggota.
Kemudian, manajer grup melaporkan bahwa jadwal perawatan roller derma akan diadakan di hotel gabungan pada hari Minggu (1/12/2024).
Pada hari itu, polisi segera memisahkan kamar 2028, yang merupakan tempat praktik dan berhasil menangkap RIA dan DN, yang menerima tujuh pasien. 12 tahun penjara terancam
Polisi juga menamai RIA dan asistennya dalam Pasal 435, Pasal 138 (2) dan/atau paragraf 439, paragraf 441 (3) dan/atau paragraf 441, paragraf 17 Hukum Republik Indonesia, perlindungan kesehatan 2023.Â
Mereka terancam oleh hukuman penjara maksimum selama 12 tahun atau denda hingga 5 miliar rps.
(geosurvey.co.id/yohanes liestyo poerwoto/abdi ryandha sakti) (komas.com/baharudin ke farisi)