geosurvey.co.id – Hizbullah mengeluarkan peringatan kepada Israel pada Minggu (24 November 2024) setelah Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan akan menanggapi pemboman Israel di ibu kota Lebanon, Beirut.
Naim Qassem mengatakan Hizbullah akan membalas dengan serangan serupa di Tel Aviv.
“Kita tidak bisa membiarkan ibu kota kita diserang musuh Israel jika kita tidak menanggung akibatnya,” kata Naim Kassem dalam pidatonya, saya harap Anda mengerti. Rabu (20.11.2024).
Media militer Hizbullah merilis gambar “Beirut vs. Tel Aviv” yang menunjukkan dampak buruk dari roket yang menghantam jalan raya Israel, selain tanda peringatan roket mengenai wilayah Israel, termasuk Tel Aviv.
Peristiwa itu bertepatan dengan bunyi sirene di Tel Aviv ketika pasukan Israel menyaksikan roket ditembakkan dari Lebanon ke pusat kota.
Sejumlah kota Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa, mendapat serangan roket besar-besaran dari Lebanon pada Minggu (24 November 2024) sore hingga menimbulkan kehancuran.
Sebelumnya, Israel Broadcasting Corporation mengumumkan penghentian lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion di sebelah timur Tel Aviv menyusul peluncuran roket dari Lebanon.
Ledakan terjadi di Israel tengah setelah 10 roket ditembakkan ke arah Tel Aviv.
Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu: “Kami mendukung sikap tegas rakyat Palestina di Jalur Gaza, mendukung perlawanan mereka yang berani dan terhormat, dan membela Lebanon dan rakyatnya.”
Menanggapi penembakan di ibu kota Beirut dan kekejaman yang dilakukan terhadap penduduk sipil oleh musuh Israel, Gerakan Perlawanan Islam (Islamic Resistance Movement), Mujahidin Hizbullah mengambil langkah berikut dengan melancarkan operasi gabungan hari ini pukul 06. :30, Minggu,” lanjutnya.
Hizbullah mengatakan serangan itu menargetkan sasaran militer di kota Tel Aviv, menggunakan roket khusus dan segerombolan drone penyerang, dan mengatakan operasi tersebut telah mencapai tujuannya.
“Hari ini, Minggu, pukul 13.00, kelompok perlawanan Islam Mujahidin menyerang pangkalan Grillot (Markas Besar Militer Pasukan Intelijen 8200) di pinggiran Tel Aviv, 110 kilometer dari perbatasan Lebanon-Palestina,” tambahnya.
Dalam konteks perdebatan seputar persamaan Beirut vs. Tel Aviv, perlu dicatat bahwa Sekretaris Jenderal Hizbullah yang baru, Naim Kassem, mengancam Israel dalam pidatonya Rabu lalu bahwa Hizbullah akan menanggapi serangan Israel di Beirut.
Israel terus menyerang berbagai kota di Lebanon, termasuk Beirut.
Pada Sabtu (23 November 2024), pasukan Israel menargetkan sebuah bangunan di lingkungan Basta al-Fawq di pusat Beirut, menewaskan 29 orang dan melukai enam lainnya.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung gerakan perlawanan Palestina Hamas dan terlibat dalam pertempuran dengan Israel di perbatasan antara wilayah pendudukan Palestina di Lebanon selatan dan Israel utara.
Hizbullah berjanji untuk mengakhiri serangan terhadap Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain Jalur Gaza, Israel juga memperluas serangannya ke Lebanon selatan mulai Senin (23 September 2024) dengan dalih menyerang Hizbullah. Korban di Jalur Gaza
Israel terus menginvasi Jalur Gaza dengan dukungan Amerika dan banyak negara Eropa.
Sejak Sabtu (10 Juli 2023) hingga Minggu (24 November 2024), jumlah warga Palestina yang tewas telah meningkat menjadi lebih dari 44.211 orang, dan jumlah korban luka meningkat menjadi lebih dari 104.567 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, mengutip 1.147 orang tewas. Al-Mayadeen.
Sebelumnya, gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) untuk menghadapi pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak berdirinya Israel pada tahun 1948. Israel memulai serangan ke Jalur Gaza.
Israel mengklaim Hamas menyandera 101 sandera, baik mati maupun hidup, di Jalur Gaza setelah menukar 105 sandera dan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(geosurvey.co.id/Unita Ramayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel