geosurvey.co.id – Kelompok oposisi Palestina di Gaza memerangi Israel di tengah serangan yang sedang berlangsung.
Baru-baru ini, pada Rabu (18/12/2024), Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menargetkan pusat komando Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di poros Netzarim dengan menggunakan roket 107 mm.
Al-Mayadeen juga melaporkan bahwa al-Qassam menembak seorang tentara IDF di Jalur Gaza utara al-Tawam.
Sementara itu, al-Qassam, sebelah barat Jabalia, menyerang tentara Israel di sebuah gedung dengan menggunakan tuduhan TBG.
Secara terpisah, Brigade al-Quds, sayap militer Jihad Islam, juga melakukan operasi melawan Israel.
Pejuang Al-Quds menembaki tentara IDF dan kendaraan militer Israel yang memasuki kamp pengungsi Jabaliya.
Al-Quds berhasil mencegat pesawat Israel saat menjalankan misi pengintaian di Rafah, selatan Gaza.
Sebelumnya, pada Selasa (17/12/2024), tentara Israel mengonfirmasi tewasnya dua tentara di Gaza selatan.
Berdasarkan penyelidikan musuh, kedua pemain tersebut memasuki sebuah gedung di Rafah bersama yang lain.
Bangunan itu runtuh saat tentara Israel berada di dalam.
Hingga 7 Oktober 2023, lebih dari 13.500 tentara Israel diketahui terluka dalam perang tersebut.
Faktanya, 1.500 di antaranya terluka dua kali.
Tak hanya itu, Israel Broadcasting Corporation mengutip perkiraan IDF bahwa jumlah tentara Israel yang cacat dapat meningkat hingga 100.000 pada tahun 2030.
Diperkirakan 60 persen di antaranya menderita penyakit mental.
Sementara itu, Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa cedera akibat perang “mempengaruhi kemampuan fisik dan mental tentara, serta kemampuan mereka untuk beradaptasi dan kembali ke kehidupan sehari-hari dan kehidupan normal.” Jumlah korban di Gaza lebih dari 45.000 orang
IDF diketahui telah membunuh 45.907 warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan 107.244 orang terluka.
Pada hari Rabu, pasukan Israel menembakkan artileri berat di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, menyebabkan unit perawatan intensif terbakar.
Direktur RS Kamal Adwan Dr. “Kami terkejut ketika kendaraan tentara dan buldoser memasuki sekitar rumah sakit,” kata Hussam Abu Safia.
Serangan itu didahului dengan serangan teroris terhadap rumah-rumah di dekat rumah sakit, katanya.
Adwan mengatakan, rumah sakit tersebut tiba-tiba menjadi sasaran segala jenis senjata dalam serangan yang disengaja dan jelas terhadap unit medis.
“Ajaibnya, kami berhasil mengeluarkan pasien dari ICU sebelum kebakaran,” tambah Abu Safia, seraya menyebutkan bahwa rumah sakit tempat dia berada adalah satu-satunya fasilitas medis di Gaza utara.
Advan menggambarkan situasi tersebut sebagai “sangat berbahaya dan bahkan berbahaya”.
Dia mengatakan bahwa staf rumah sakit berusaha memadamkan api dengan peralatan dasar, yang tidak memiliki air selama delapan hari akibat serangan Israel terhadap stasiun air regional dan jaringan air.
(geosurvey.co.id/Pravitri Retno W)