geosurvey.co.id – Wacana Relawan Pro Jokowi (Projo) yang berubah menjadi partai politik (parpol) setelah Joko Widodo tak lagi menjabat presiden, kembali terulang.
Jokowi dinilai sudah memberi lampu hijau jika Projo harus diubah menjadi partai politik.
Namun pengamat politik sekaligus Dekan FISIP Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, Suwardi menegaskan, sudah ada Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengidentifikasi dirinya sebagai “partai Jokowi”.
Di sisi lain, Projo dinilai kurang maksimal jika hanya tersisa ormas.
Masalahnya, kalau Projo mau jadi parpol, apa yang PSI lakukan? Karena sama-sama mengidentifikasi diri sebagai partai keluarga Presiden Jokowi, kata Suwardi dalam talkshow ikhtisar Tribunnews, Rabu (30/10/2024).
Jadi Suwardi menyebut ada opsi bagi Projo untuk bergabung saja dengan PSI.
“Ada pilihan lain (selain Projo menjadi parpol), yaitu bergabung dengan PSI dan membesarkan PSI agar memiliki budaya Pak Jokowi,” kata Suwardi.
Menurut dia, PSI dinilai gagal mewakili sosok Jokowi secara utuh di hadapan partai.
Tak heran jika PSI tak lolos ambang batas parlemen untuk masuk Senayan pada Pilpres 2024.
“Sampai saat ini saya melihat PSI sebagai budaya sosialis-demokratis, dan menurut saya inilah salah satu penyebab PSI tidak masuk parlemen,” ujarnya.
“Ada baiknya saya menyarankan agar kita sama-sama mengidentifikasikan diri dengan seorang tokoh (Jokowi), entah itu cara diskusinya, pembagian kekuasaan apa yang dimilikinya.”
“Kalau proyeknya gabung (dengan PSI), tahun 2029,” imbuhnya. kata Jokowi
Sebelumnya, Jokowi sempat bereaksi terhadap kemungkinan Projo berubah haluan menjadi partai politik.
Jokowi menyerahkan seluruhnya kepada Projo.
Ya terserah Projo. Terserah Projo, kata Jokowi di Soto, Minggu (27/10/2024).
Dikutip Tribun Solo, Jokowi mengaku tidak menyampaikan pesan kepada basis relawan terbesarnya.
“Tidak, tidak (tidak ada pesan),” jelasnya. Mantan Presiden Jokowi dan istrinya Iriana sarapan pagi di Soto Triwindu, Minggu (27/10/2024). (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)
Sementara itu, Ketua DPC Projo Surakarta Tego Widarti menilai meski sudah mengundurkan diri, Jokowi tetap dibutuhkan negara.
Sebagai orang yang berpengalaman memimpin Indonesia selama 10 tahun, pendapatnya patut menjadi bahan pertimbangan di pemerintahan baru.
Kalaupun ada peluang, kami yakin negara ini masih membutuhkannya. Kalaupun ada Pak Prabowo dan Mas Gibran, saran dari beliau sangat dibutuhkan. Beliau lebih berpengalaman dalam memimpin, jelasnya saat dihubungi, Kamis (2024). -10).
Meski begitu, ia tetap meminta kursi Jokowi setelah ia lengser dari jabatannya.
“Istirahat saja, maaf Pak. Selebihnya anda lebih tahu apa yang akan dia lakukan,” ucapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Harapan untuk Jokowi Pasca Presiden RI Mundur, Projo Solo: Negara Masih Membutuhkannya.
(geosurvey.co.id/Gilang Putranto)