geosurvey.co.id, JAKARTA – Perhelatan Pemilihan Putra dan Putri Batik Nasional (PPBN) Tahun 2024 digelar pada 26 Oktober 2024 untuk melestarikan budaya.
Pada malam final, terpilih 28 finalis putra dan putri yang mewakili provinsi berbeda.
Fikri Imam Nugraha dari Sumatera Selatan dan Melatiana Sari dari Jawa Barat berhasil meraih penghargaan tersebut.
Kemenangan mereka bukan sekadar piala, namun simbol harapan dalam upaya melestarikan batik sebagai warisan budaya Tanah Air.
Misi Putra dan Putri Batik Indonesia 2024: Melestarikan Kebudayaan
Ketua Persatuan Pecinta Batik Indonesia (IPBN) Ayu Diya Pasha mengucapkan selamat kepada para pemenang Indonesia Batik Boys and Girls Awards 2024.
Ia mengingatkan tugas yang menanti penerima kedua PPBN tersebut.
“Duta Batik ini akan bekerja keras menunaikan tugasnya menjaga batik.”
Kata-kata ini menggambarkan tanggung jawab besar yang diemban para penakluk sebagai pionir dalam pelestarian budaya spiritual.
Sejarah mencatat, batik tidak hanya sekedar kain tetapi juga alat pemersatu bangsa.
Aiyu menambahkan, “Pak Sukarno mendeklarasikan batik sebagai pemersatu bangsa.” Melalui PPBN 2024, para penerima penghargaan membuktikan mampu bersatu untuk batik Indonesia.”
Sebuah pernyataan yang mengingatkan kita akan kekuatan batik dalam mengikat jati diri bangsa.
Harapan untuk generasi emas tahun 2045
Sementara itu, Dr. Sapta Nirwandar selaku promotor dan dewan pembina IPBN menekankan pentingnya acara seperti PPBN dalam mencetak generasi muda yang peduli terhadap pelestarian batik.
Ia mengatakan, seleksi putra-putri batik Indonesia harus terus dilakukan agar batik bisa dikenal oleh putra-putri generasi muda.
“Harapannya batik tidak hanya menjadi warisan tetapi juga menjadi kebanggaan setiap generasi mendatang.
Batik merupakan ekspresi identitas dan nilai budaya yang mendalam.
“Kami berharap para duta batik yang mendapatkan PPBN 2024 bisa berkarya nyata untuk batik, karena batik bukan hanya sekedar tekstil, tapi juga sarana melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia,” tambah Dr. dalam seminggu.
Penjurian yang ketat dan kriteria yang tepat Penjurian malam terakhir dilakukan oleh juri yang ahli di bidang branding, budaya dan kepribadian.
Beberapa juri yang hadir adalah Drs. Jacky Mussry, Renitasari Adrian dan Alexander Mamby Aruan.
Mereka menilai para finalis berdasarkan berbagai kriteria antara lain pengetahuan mendalam tentang batik, keterampilan membatik, dan kreativitas dalam menciptakan desain yang inovatif.
Standar-standar ini tidak hanya memerlukan pengetahuan teknis tetapi juga komitmen terhadap pelestarian budaya.
Hal ini menunjukkan bahwa batik tidak hanya dilihat dari segi estetika saja, namun lebih luas lagi sebagai bagian dari identitas bangsa. Sebuah proses yang menginspirasi
Sebelum memasuki babak final, ke-28 finalis tersebut menjalani karantina di Jakarta pada tanggal 21 hingga 25 Oktober 2024.
Dalam proses tersebut, mereka berlatih dan belajar mempersiapkan diri menjadi duta batik terpercaya.
Mulai dari upacara hingga malam penobatan batik, setiap tahapan menawarkan pengalaman dan kesempatan berharga untuk mempromosikan kekayaan budaya pulau tersebut.
Momen-momen tersebut diharapkan dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk mengenal dan mencintai batik, tidak hanya sebagai salah satu elemen fashion namun sebagai bagian integral dari jati diri bangsa. Misi penyelamatan batik
PPBN 2024 tidak hanya menjadi ajang pemilihan duta besar, namun juga menjadi wadah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi batik.
Sejak diakui UNESCO sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity”, batik telah menjadi kebanggaan Indonesia dan wajib dirayakan serta dilindungi.
Dengan ide para pemenang penghargaan dan semangat baru yang dibawa Melatiana, ekspektasi terhadap batik Indonesia akan semakin tinggi.
Mereka adalah wajah baru pelestarian budaya dan perjalanan mereka baru saja dimulai.
Bersama-sama, mari kita dukung setiap langkah membina dan mempromosikan batik di seluruh dunia.