geosurvey.co.id – Media Israel, Walla, menyebut Angkatan Udara Israel memanggil dua jet tempur F-35 untuk mengawal pesawat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sekembalinya dari kantor PBB di Amerika Serikat (AS) bulan lalu.
Permintaan ini muncul karena ketakutan istri Perdana Menteri Israel, Sarah Netanyahu, bahwa rudal Hizbullah bisa menyasar Netanyahu.
Permintaan Sara Netanyahu agar pesawat Wing of Zion yang membawa Netanyahu dikawal dua jet tempur selama perjalanan ke Amerika Serikat dan kembali ke Israel karena kekhawatiran akan rudal Hizbullah, lapor Walla, Kamis (31/10/2024).
Setelah berbicara di markas besar PBB, Netanyahu kembali ke Israel pada hari pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah pada 27 September 2024 di pinggiran Beirut, Lebanon.
Permintaan Sara Netanyahu saat itu ditolak setelah sekretaris militer Netanyahu membahas kemungkinan tersebut dengan Komandan Angkatan Udara Israel Tomer Bar, kata sumber Walla.
Setelah pembunuhan Hassan Nasrallah, kantor perdana menteri Israel menyatakan keprihatinan nyata atas reaksi Iran atau Hizbullah.
Angkatan Udara Israel kemudian menerima permintaan baru untuk mengawal pesawat Netanyahu dengan jet tempur sekembalinya dari New York, Walla melaporkan.
“Permintaan tersebut kemudian disetujui dan pesawat tersebut diluncurkan untuk menemani Wing of Zion (membawa Netanyahu) ketika mendarat,” lapor Walla.
Menurut sumber tersebut, kantor perdana menteri Israel mengirimkan permintaan tambahan kepada angkatan udara untuk mengambil foto udara dari Zion Wing yang dikelilingi oleh jet tempur untuk menunjukkan pengawalnya.
Angkatan Udara menolak dan memerintahkan jet tempur terbang di belakang Wing of Zion agar tidak terlihat di foto, kata sumber itu.
Karena tidak adanya foto, kantor perdana menteri Israel mengatakan kepada delegasi berita tentang pengawalan F-35 yang tidak biasa tersebut karena kekhawatiran akan ancaman rudal, dan berita utama tentang pengawalan tersebut menyusul laporan kembalinya Netanyahu ke Israel. Kantor Netanyahu membantah cerita tersebut
Kantor Perdana Menteri Israel (PMO) membantah laporan bahwa Sara Netanyahu meminta dua jet F-35 Israel untuk menemani Netanyahu dalam perjalanan ke AS bulan lalu karena takut menjadi sasaran Hizbullah.
“Ini adalah berita palsu dan serangan tidak berdasar dan tidak terkendali terhadap istri Perdana Menteri,” kantor tersebut mengumumkan pada Kamis (31 Oktober 2024).
Walla mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa permintaan pengawalan PMO dilakukan beberapa hari sebelum pesawat meninggalkan Israel, lanjutnya.
Sebelumnya, sumber Walla mengatakan Angkatan Udara Israel menolak permintaan pertama dan masalah tersebut tidak diangkat lagi sampai Hassan Nasrallah terbunuh. Jumlah korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina bertambah lebih dari 43.163 orang dan 101.510 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (31/10/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 orang tewas di wilayah Israel, menurut Al Mayadeen.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak Israel menduduki Palestina pada tahun 1948. .
Israel mengklaim 101 sandera hidup atau mati dan masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza, setelah menukar 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(geosurvey.co.id/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel