Laporan dari reporter geosurvey.co.id Rizki Sandi Saputra
geosurvey.co.id, JAKARTA – Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), presiden keenam RI, tidak pernah mengambil kebijakan dalam dua periode pemerintahannya: 2004-2009 dan 2009-2014. Tidak ada masalah serius.
Pernyataan tersebut disampaikan SBY menanggapi narasi populer yang menyebut Indonesia di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) tidak ada masalah dibandingkan saat terpapar virus corona.
“Saya sering mendapat atau mendengar orang berkata, ‘Tidak ada masalah serius pada masa SBY, tapi dia bilang bahwa COVID-19 adalah perekonomian yang sangat sulit.’ Ekonomi Kita memperingati terbitnya buku “Capaian Kabinet Indonesia Bersatu I” di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (10 Oktober 2024) Dalam ceramahnya, SBY mengatakan, “Kami juga mendapat pukulan berat.”
SBY mengatakan, penilaian tidak ada masalah serius selama dua periode pemerintahannya merupakan anggapan yang salah.
Pasalnya pada masa pemerintahannya, khususnya rezim Yusuf Kara, terjadi tragedi besar berupa tsunami akibat bencana alam di Aceh.
“Tapi yang tidak benar, di zaman kita tidak ada masalah. Saya rasa, saya masih ingat itu,” kata SBY.
“Saya ingin mengingatkan semua orang bahwa kita baru 100 hari bersama J.K. tiba-tiba terjadi tsunami. Ini abad ke-21.”
Belakangan, gempa kembali terjadi di Yogyakarta, Sumatera Barat, dan beberapa wilayah lainnya.
“Kalau bencana alam tentu mengganggu pemerintahan dan menghabiskan banyak anggaran fiskal,” ujarnya.
Tak hanya itu, Ketua Dewan Tertinggi Partai Demokrat Jepang (DJP) juga menyatakan adanya kenaikan harga tanah di awal pemerintahan.
Padahal, menurut SBY, situasi tersebut sudah beberapa kali terjadi sebelum Wakil Presiden Budiono menjabat untuk periode kedua pada 2013.
“Kemudian setelah berkuasa, harga minyak meroket, lonjakan tertinggi terjadi pada tahun 2004, kemudian pada tahun 2008, dan kembali pada tahun 2013,” kata SBY.
Menurut SBY, peluangnya untuk menang semakin mengecil akibat kebijakan kenaikan harga BBM.
“Peluang pemilu juga berkurang, tapi kami tidak khawatir dalam arti peluang pemilu itu nomor dua. Yang penting perekonomian aman,” ujarnya.
Dia merasa tidak peduli dengan semakin berkurangnya peluangnya untuk menang selama ini. Yang terpenting, situasi keuangan dan perekonomian Indonesia tetap baik, katanya.
“Setelah langkah-langkah yang diambil selama ini, situasi keuangan menjadi lebih aman,” kata SBY.