geosurvey.co.id – Ulos dipromosikan sebagai warisan budaya Sumatera Utara, Indonesia.
Menurut Pengamat Adat Batak Merry Girsang, memakai ulos sama saja dengan membatik, seperti pakaian sehari-hari.
Saat ini, ulos tidak hanya dikenakan pada upacara adat Batak saja.
“UNESCO (berharap,-red) bisa memenuhi kebutuhan kita masyarakat Sumut,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (26/10/2024).
Merry Girsang mengawali Toba Dream Fashion Week di Toba Dream, Jakarta Selatan pada 25-27 Oktober 2024.
Acara ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Ulos yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober.
Selain mengadakan acara ini dalam rangka memperingati Hari Ulos Sedunia, Grup MIPIME juga ingin mengajak khususnya para Pembeli Kain Ulosalo untuk mengenalkan masyarakat.
“Jadi dalam acara ini kami ingin mengenal dan menerima kain ulos ini di seluruh dunia,” kata Merry.
Pihaknya bekerja sama dengan desainer dan pengusaha kecil menengah yang bergerak di bidang Kain Ulos.
“Saat ini Ulos sudah tidak lagi digunakan untuk keperluan budaya. Banyak PNS, perempuan, dan masyarakat yang bangga dengan Ullos dan memakainya setiap hari,” kata Merry yang juga berprofesi sebagai anggota dewan.
Meski begitu, jelas Merry, Ulos yang digunakan sehari-hari tidak menghilangkan nilai sakral dari Ulos itu sendiri.
Dijelaskannya, Ulos dulunya digunakan dalam budaya, agama, dan upacara sakral lainnya.
Sebab, pada zaman dahulu, para tetua adat, di pegunungan di tempat dingin dan di pesisir pantai di tempat panas, selalu menggunakan ulos untuk melindungi tubuhnya.
“Sekarang meskipun Ulos sering digunakan, saya rasa tidak bisa menghilangkan kesucian dari Ulos itu sendiri,” ujarnya.