Wartawan geosurvey.co.id Endrapta Pramudiaz
geosurvey.co.id, JAKARTA – Ekspor nonmigas Indonesia ke China akan mencapai level tertinggi pada September 2024, demikian laporan Badan Pusat Statistik (BPS).
Amalia Adiningar Vidyasanti, Pj Kepala BPS, mengatakan negara tujuan ekspor nonmigas terbesar setelah China adalah Amerika Serikat dan Jepang.
“Pada September 2024, nilai ekspor ketiga negara tersebut mencapai 43,57% dari total ekspor nonmigas Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15 Oktober 2024).
Ekspor nonmigas ke Tiongkok bernilai $5,35 miliar. Indikator ini meningkat sebesar 0,34% dari bulan sebelumnya.
Total ekspor nonmigas ke Amerika Serikat sebesar US$2,22 miliar, turun 15% dibandingkan bulan sebelumnya.
Ekspor nonmigas ke Jepang sebesar US$1,55 miliar, turun 13,94% secara bulanan.
Namun ekspor ke China, Amerika Serikat, dan Jepang semakin meningkat dari tahun ke tahun, kata Amalia.
Secara keseluruhan, ekspor mencapai US$22,08 miliar pada September 2024, turun 5,80% dari US$23,44 miliar pada Agustus 2024.
Ekspor migas sebesar US$1,17 miliar, turun 2,81% dari US$1,20 miliar.
Ekspor nonmigas juga turun 5,96% dari $22,24 miliar menjadi $20,91 miliar.
Alasan utama penurunan nilai ekspor bulan ke bulan pada bulan September adalah minyak dan lemak nabati serta produk hewani (HS 15), terak dan abu logam (HS 26), serta mesin dan peralatan listrik serta bagian-bagiannya (HS 85). .
Penyebab utama penurunan ekspor migas adalah penurunan nilai ekspor gas bumi sebesar -0,27%.
Namun, Amalia memperkirakan pada September 2024, volume ekspor setahun penuh akan meningkat sebesar 6,44%.
Pada September 2023, nilai ekspor sebesar US$20,74 miliar, meningkat menjadi US$22,08 miliar pada periode yang sama tahun berikutnya.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan ekspor nonmigas, terutama bahan bakar fosil (HS 27), logam mulia dan perhiasan atau batu permata (HS 71), serta kakao dan hasil olahannya (HS 18). Konten ini ditingkatkan dengan kecerdasan buatan (AI).