geosurvey.co.id – Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich baru-baru ini melontarkan pernyataan kontroversial tentang keinginannya untuk mendirikan negara Yahudi.
Dalam In Israel: Ministers of Chaos, Smotrich mengusulkan perluasan Israel Raya lebih dari sekedar wilayah Palestina.
Dia mengatakan perbatasan Israel akan “secara bertahap” melampaui Sungai Yordan.
Menteri sayap kanan tersebut juga mengatakan bahwa Yerusalem pada akhirnya akan berubah menjadi Damaskus di Suriah.
Hal ini, katanya, konsisten dengan doktrin Israel Raya, yang didasarkan pada interpretasi agama terhadap “Tanah Perjanjian.”
Ia juga menjelaskan keinginannya untuk menaklukkan tidak hanya seluruh Palestina hingga Sungai Yordan dan Damaskus, tetapi juga wilayah yang membentang hingga Irak dan Arab Saudi yang diambil dari Buaian.
Ketika ditanya tentang tujuannya, Smotrich menjawab: “Saya ingin negara Yahudi. Sebuah negara yang diatur oleh nilai-nilai Yahudi.”
Pewawancara kemudian bertanya kepada Smotrich apakah dia yakin perbatasan negara Yahudi harus melampaui Sungai Yordan.
“Tentu saja, tapi pelan-pelan.
Sebelumnya, Smotrich juga mengeluarkan pernyataan kontroversial yang mengatakan bahwa Palestina “harus dilenyapkan dari muka bumi.”
Sebagai informasi, konsep “Israel Raya” melibatkan perluasan wilayah Israel hingga mencakup Palestina, Suriah, dan Yordania, meski perbatasan pastinya belum ditentukan, lapor Anadolu Ayansi.
Israel saat ini menguasai Palestina mulai dari Laut Mediterania hingga Sungai Yordan, termasuk Tepi Barat.
Sejak mengambil alih Tepi Barat pada tahun 1967, Israel telah membangun pemukiman ilegal Yahudi di wilayah tersebut.
Sejak dimulainya genosida di Jalur Gaza pada Oktober 2023, banyak tentara, media, dan politisi Israel yang menyatakan dengan jelas bahwa mereka ingin menaklukkan Jalur Gaza untuk membangun pemukiman Yahudi.
Mereka mengatakan Gaza harus dihancurkan dan 2,3 juta penduduk Palestina harus dideportasi secara paksa ke Mesir melalui darat atau ke Eropa dengan perahu agar orang-orang Yahudi dapat hidup.
Beberapa tentara Israel dengan jelas mengungkapkan tujuan tambahan untuk menaklukkan wilayah Arab seperti Suriah dan Irak melalui tambalan yang mereka kenakan di seragam mereka. Anda ingin menghancurkan Hamas
Israel diketahui pernah mengatakan bahwa tujuan pembunuhan warga di Jalur Gaza adalah untuk menghancurkan kelompok militan Palestina Hamas dan mengurangi kekuatan militernya.
Israel juga menyadari bahwa Hamas tidak lagi menjadi masalah di negaranya.
Untuk mencapai tujuan ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras mempertahankan posisi Israel di wilayah Philadelphia dan Netzarim di Gaza selatan dan tengah.
Menurut Al Jazeera, Netanyahu juga menegaskan bahwa dia tidak akan membiarkan Hamas kembali menguasai Gaza. Anggota Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina Hamas. Qassam dilaporkan kembali menegaskan kekuasaannya dengan membangun jaringan militer baru di wilayah Jalur Gaza yang ditinggalkan tentara Israel karena berfokus pada pertempuran di front utara untuk mengusir perlawanan Lebanon, Hizbullah. (barang curian)
Sementara itu, Hamas menginginkan tentara Israel menarik diri sepenuhnya dari Jalur Gaza dan agar orang-orang yang tersisa di sana dapat kembali tanpa batas waktu.
Israel diketahui menggunakan Poros Netzarim yang membagi Jalur Gaza menjadi dua bagian untuk mencegah pergerakan masyarakat ke wilayah aman.
Poros ini, menurut laporan Institute for the Study of War, juga digunakan Israel untuk memecah belah brigade Hamas.
Namun, belum diketahui secara pasti apa rencana Netanyahu untuk mencapai tujuan tersebut.
Lantas, apakah Hamas sudah dikalahkan?
Beberapa waktu lalu, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan Hamas tidak bisa dihancurkan begitu saja.
“Gagasan bahwa Hamas dapat dihancurkan, bahwa Hamas telah lenyap, seperti melemparkan pasir ke mata orang-orang,” kata Hagari dalam sebuah wawancara dengan Channel 13 Israel pada bulan Juni 2024, menurut The Times of Israel.
“Hamas adalah sebuah ide. Hamas adalah sebuah partai. Ide ini berakar di hati rakyat (Palestina). Siapa pun yang berpikir kita bisa menyingkirkan Hamas adalah salah,” tambah Hagari.
Pada saat itu, Hagari juga memperingatkan: “Jika pemerintah tidak menemukan cara lain, (Hamas) akan tetap” berada di Jalur Gaza.
Namun, lima brigade reguler Hamas melaporkan bentrokan serius.
“Dalam beberapa pekan terakhir, Hamas mengatakan serangannya terhadap pasukan Israel di Rafah dan Khan Younis telah berkurang secara signifikan,” kata reporter Al Jazeera Soraya Lenny.
Laporan tersebut membuat para analis yakin bahwa kedua brigade Hamas sedang mengalami kemunduran.
Para analis juga mengatakan tiga brigade Hamas di Gaza tengah dan utara menghadapi kekurangan senjata dan personel.
Diketahui, IDF juga menghancurkan sebagian jaringan terowongan di Jalur Gaza.
Namun media Israel, mengutip pihak berwenang, melaporkan bahwa brigade Hamas masih jauh dari kata “dikalahkan,” kata Lenny.
“Militer Israel juga kesulitan mengidentifikasi dan menyerang struktur keamanan Hamas.”
“Jadi pada tahun penyerangan ke Gaza, Israel sebenarnya tidak mencapai satu pun dari ketiga tujuannya,” jelas Lenny.
(geosurvey.co.id/Pravitri Retno W)