geosurvey.co.id – Media Israel, Yedioth Ahronoth, menggambarkan wilayah Israel sebagai “mimpi buruk tanpa akhir” setelah serangan yang dilakukan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Serangan Hizbullah yang terus berlanjut telah membuat para pemukim di Israel utara berada dalam ketakutan dan frustrasi serta membuat hidup mereka menjadi rutinitas yang tak tertahankan.
Koresponden Yedioth Ahronoth Roy Karis mengatakan kehidupan sehari-hari para pemukim di Israel utara masih didominasi oleh evakuasi dan peringatan, meski berita kemajuan gencatan senjata terus bermunculan.
Pada Jumat malam (22/11/2024), drone Hizbullah terbang selama satu jam, memaksa puluhan ribu warga Israel utara mengungsi.
Wilayah utara Israel yang masih menjadi sasaran adalah Galilea barat, Nahariya, Acre, hingga Al-Kariut dan Carmel.
“Tidak ada yang bisa mengetahui kapan serangan ini akan berakhir,” kata Qais, menurut surat kabar Al-Mayadeen.
Bagi banyak pemukim di Israel utara, serangan Hizbullah telah menjadi rutinitas yang tak tertahankan.
Selain itu, serangan bom dan roket dari Lebanon di Galilea Barat dan Haifa meningkat.
Para pemukim di Nahariya bercerita tentang trauma yang dialami para pemukim.
“Kami semua menderita. Faktanya, anjing kini secara naluriah berlari ke tempat penampungan,” katanya.
Qais juga menyoroti tantangan hidup di tempat penampungan.
Dia menggambarkan situasi di tempat penampungan sangat membuat frustrasi dan melelahkan secara mental.
Para pemukim melaporkan meningkatnya ketegangan, perpecahan dan keputusasaan. Memburuknya kondisi ekonomi di Israel utara
Diketahui, situasi perekonomian di wilayah utara semakin memburuk seiring Hizbullah terus menyerang Haifa, memecahkan rekor dengan menembakkan lebih dari 100 rudal ke Kriut beberapa waktu lalu.
Media Israel mengindikasikan bahwa ini adalah serangan rudal terberat Hizbullah terhadap Kriut sejak awal perang.
Pasukan pendudukan Israel mengakui bahwa rudal tersebut diluncurkan dari wilayah perbatasan, yang mereka klaim baru saja diluncurkan.
Tentara Israel mengkonfirmasi bahwa sekitar 90 rudal ditembakkan ke arah utara dalam waktu 40 menit dari lokasi yang dikatakan sebelumnya diduduki oleh pasukan Hizbullah.
Jumlah roket yang ditembakkan ke Haifa merupakan yang tertinggi sejak Hizbullah mulai menargetkan pemukiman Israel utara pada 8 Oktober 2024.
Terkait hal ini, surat kabar Israel Hume melaporkan bahwa pada tanggal 23 September 2024, serangan roket dan rudal Hizbullah berdampak langsung ke Haifa, dan jalanan di sana kosong dari pemukim Israel.
Surat kabar tersebut mengutip salah satu pemukim yang mengatakan bahwa tidak ada peringatan di Haifa sebelum serangan Hizbullah.
Alhasil, RS Rambam memindahkan seluruh aktivitasnya ke garasi parkir. Sementara itu, otoritas pendudukan di Haifa mengumumkan penghentian kegiatan belajar mengajar.
(geosurvey.co.id/Pravitri Retno W)