Serangan udara Israel menghantam konvoi UNIFIL dan pos pemeriksaan tentara Lebanon
geosurvey.co.id – Pada 7 November, serangan udara Israel menargetkan konvoi Pasukan Sementara di Saida (Sidan) di Lebanon selatan, menewaskan beberapa warga sipil dan melukai beberapa tentara Lebanon dan UNIFIL. Melewati pos pemeriksaan militer.
Israel menyerang sebuah mobil yang melewati pos pemeriksaan Awali di Sidon, menewaskan tiga warga sipil, melukai tiga staf pos pemeriksaan dan empat tentara UNIFIL Malaysia. Militer Lebanon mengatakan kendaraan tersebut “melewati pos pemeriksaan”.
UNIFIL mengumumkan bahwa lima tentaranya “terluka ringan dalam konvoi yang mengangkut pasukan yang baru tiba di Lebanon”.
“Konvoi tersebut sedang melewati Sidon ketika terjadi serangan pesawat tak berawak di dekatnya. Mereka segera mendapat perawatan dari Palang Merah Lebanon dan kemudian terus mempertahankan posisinya di Lebanon selatan,” tambah pernyataan itu.
Sejak memperluas serangannya di Lebanon pada bulan September, Israel telah berulang kali menargetkan tentara Lebanon dan UNIFIL.
Beberapa tentara Lebanon telah terbunuh sejak bulan lalu.
Juru bicara UNIFIL Andrea Tenanti mengkonfirmasi pada 18 Oktober bahwa tentara Israel sengaja menargetkan pasukan PBB yang ditempatkan di perbatasan.
“Serangan militer Israel terhadap UNIFIL disengaja, bertentangan dengan klaim pejabat Israel.” Dia mengatakan bahwa Israel “menargetkan UNIFIL berkali-kali, lima di antaranya disengaja.”
Sejak memperluas serangannya ke Lebanon pada bulan September, Israel telah membunuh sekitar 2.000 orang dan membuat lebih dari 1 juta orang mengungsi.
Tel Aviv menolak solusi diplomatik apa pun yang tidak mencakup kelanjutan akses militer ke wilayah udara dan wilayah Lebanon.
Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi mengatakan pada hari Rabu bahwa Israel sedang bersiap untuk memperluas serangannya ke Lebanon.
Pasukan penyerang Hizbullah, yang mulai beroperasi di Lebanon pada awal Oktober, telah menimbulkan kerugian besar. Pasukan Israel tidak mampu menembus lebih dari beberapa kilometer ke Lebanon selatan dan terpaksa menghancurkan seluruh rumah dan lingkungan sekitar.
Sumber: Buaian