
geosurvey.co.id, jakarta-tre tidak bermoral yang terlibat dalam tembakan kepala penyewaan mobil di area lain Tangerang-Merak KM 45 telah menghadapi dakwaan Pengadilan Militer II-08, Jakarta Timur, Senin (10/2/2 /2/2025).
Tiga terdakwa adalah anggota Angkatan Laut (Marina), yaitu, Sersan Satu Atmojo Terbuka, Kepala Kepala Akbar Aidil dan Kepala Kepala Rafsin Hermawan.
Keluarga korban juga menghadiri proses pelantikan pertama.
Rizky Agam, putra korban, berharap bahwa para terdakwa dapat dijatuhi hukuman yang mengoreksi hukum.
“Kami berharap bahwa para terdakwa dapat dihukum karena tindakan mereka untuk menghilangkan kehidupan seseorang,” kata Rizky dalam pernyataannya Senin, dikendalikan oleh berita terbaru Kompas TV.
Dia mengatakan, partainya akan terus mengawasi kasus ini.
“Kami terus mengawasi kasus ini sampai akhir, terutama karena terdakwa diancam oleh artikel tentang pembunuhan yang direncanakan,” katanya.
Pada kesempatan itu, ia juga berterima kasih kepada pengadilan militer karena membuka persidangan terbuka.
“Saya berterima kasih kepada pengadilan militer karena membuka secara terbuka, sehingga teman -teman media dapat meliput di sini,” katanya.
Terdakwa menggunakan seragam militer
Para terdakwa hadir dengan pakaian lapangan yang secara resmi lengkap di bahu kiri dan kanan.
Ketiganya mengenakan T -rhirts strip dengan alis panjang yang khas dari Lapangan Layanan Pakaian (PDL).
Hanya tutupnya yang membedakan mereka. Sersan An Atmojo terbuka mengenakan topi biru tua. Tutup ini biasanya digunakan oleh tentara Angkatan Laut Indonesia dari unit komando utama.
Sementara itu, kepala kepala Akbar Aidil dan kepala kepala Rafsin Hermawan membawa topi merah. Tutup ini biasanya mengambil staf kontrol pasukan Rana (Kopaska).
Proses itu sendiri dimulai pukul 10:00 WIB. Para hakim Letnan Kolonel Chk Arif Rachman meminta pertama kali di gedung militer untuk memanggil tiga terdakwa.
Ketiganya masuk dengan dua petugas polisi dikawal. Tiga terdakwa berjalan saat mereka menggandakan sampai mereka tiba di kotak suara terdakwa. Dia kemudian meminta kondisi kesehatan terdakwa.
“Yah, para terdakwa, kali ini dengan kesehatan yang baik?” Dia bertanya kepada hakim siapa terdakwa menanggapi secara kompak bahwa mereka dalam keadaan sehat.
Awalnya, ketiganya mengenakan topeng. Hakim kemudian meminta mereka untuk membuka ketika kami memasuki tuduhan.
Militer Hatiers II-07 Jakarta berencana untuk menghadirkan 20 saksi dalam proses ini, semua orang adalah saksi sipil.
“Saya menambahkan sehubungan dengan kesaksian, oleh karena itu, semua kesaksian sipil atau militer juga akan menghadirkan mayoritas warga sipil ini,” kata kolonel militer AI-07 Kum Risenvando Hariyadi.
Dalam kasus kasus yang diajukan di pengadilan militer Jakarta II-08, ada 19 saksi, serta lebih banyak saksi yang disebut Ramli, yang menjadi korban luka senjata api, sehingga jumlah total saksi menjadi 20 .
“Ikuti. Sejauh ini, saksi adalah 19 untuk file, menambahkan Ramli, Brother Ramli, yang terluka 20 kemudian,” kata Risowando.
Dari penyalahgunaan mobil
Kasus ini dimulai dengan dugaan penyalahgunaan mobil sewaan yang dimiliki oleh seorang pengusaha untuk disewa dengan inisial dan (48). Dia ditembak di jalan Tangerang-Merak KM 45.
Komisaris Polisi Kasat Reskrim Tangelang, Arief Nazaluddin Yusuf, mengatakan bahwa tuduhan itu berasal dari pernyataan kesaksian.
“Saksinya, saudara laki -lakinya memperoleh pernyataan lain, yang mengatakan bahwa kecelakaan ini dimulai dengan dugaan penyalahgunaan mobil sewaan yang dimiliki oleh keluarganya,” kata AIF kepada wartawan pada hari Kamis (2/1/2025).
Dia mengatakan korban sendiri adalah pemimpin penyewaan mobil.
Pada saat itu, penulis yang masih diusir diduga mengaduk -aduk mobil Honda dari korban, yang dimiliki oleh korban.
Namun ternyata mobil itu tidak menyewa untuk penulis, tetapi mobil yang telah digelapan telah berganti tangan ke penulis.
Para korban yang mengikuti dan tahu di mana mobilnya berada, mereka segera mencarinya sampai mereka memimpin untuk mengejar penulis.
Sampai akhir, korban memblokir mobil yang dibawa oleh penulis KM 45 Toll Road Toll Tolang-Merak. Saat itulah tindakan penembakan untuk membuat korban.
“Diduga bahwa penulis menggunakan GPS untuk memutuskan kendaraan Pandeglang. Setelah melacak dan mengejar, kesaksian menemukan mobil oranye keluarganya di depan minimarket km 45. Secara brutal dan terluka dua korban”, dia melakukannya, “jelas.
Polisi juga memenangkan adegan mobil 9mm dari Luger Brand dan Honda Brio Kuning. (Kompas.tv/kompas.com/geosurvey.co.id)