geosurvey.co.id – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini memberikan kesaksian dalam persidangan korupsi yang panjang pada Senin (12/9/2024).
Benjamin Netanyahu, perdana menteri tertua Israel, mempunyai tiga kasus berbeda yang menjeratnya: Kasus 1000, Kasus 2000, dan Kasus 4000.
Tuduhan utamanya adalah penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan publik, Al Jazeera melaporkan.
Netanyahu dituduh menerima hadiah mewah dari seorang produser miliarder Hollywood sebagai imbalan atas dukungan dalam bisnis pribadinya.
Dia juga dituduh mencari keringanan peraturan bagi para penguasa media dengan imbalan liputan berita yang menguntungkan.
Ini adalah pertama kalinya Netanyahu bersaksi di depan pengadilan, dan dia menyebut semua tuduhan itu tidak masuk akal.
Pada sidang di Tel Aviv, Netanyahu menggambarkan kasusnya sebagai “lautan absurditas”.
Selama empat jam kesaksiannya, Netanyahu menegaskan: “Saya menunggu delapan tahun untuk saat ini untuk mengatakan kebenaran.”
Dalam pengumumannya, Netanyahu juga menyatakan bahwa ia akan dapat memenuhi perannya sebagai perdana menteri saat berpartisipasi dalam persidangan ini, meskipun menghadapi tantangan ganda di tengah keadaan perang di negara tersebut. Situasi di Gaza
Kehadiran Netanyahu dalam persidangan ini terjadi ketika Israel terus menyerang Jalur Gaza.
Kritikus mengatakan Netanyahu memperpanjang konflik di Gaza untuk mempertahankan kekuasaannya dan menghindari konsekuensi dari persidangan.
Dia dituduh menghalangi kesepakatan gencatan senjata yang bisa menguntungkan banyak tahanan Israel yang ditahan di Gaza.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 44.500 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina. Pengadilan Integral Para Demonstran
Sementara itu, puluhan pengunjuk rasa berkumpul di luar pengadilan, termasuk anggota keluarga tahanan yang ditahan di Gaza.
Usai kesaksian Netanyahu, ia akan kembali memberikan kesaksian pada Rabu (11/12/2024).
Persidangan dijadwalkan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang, dan kesaksian dijadwalkan berlangsung enam jam sehari, tiga kali seminggu.
Hal ini menimbulkan keraguan di kalangan kritikus mengenai apakah Netanyahu dapat memenuhi perannya sebagai pemimpin negara dalam proses hukum yang intens ini.
Keputusan dalam kasus ini diperkirakan baru akan keluar pada tahun 2026, dan Netanyahu memiliki opsi untuk mengajukan banding ke Mahkamah Agung.
Proses pengadilan ini memberikan lebih banyak perhatian pada strategi pembelaan yang digunakan oleh tim hukumnya karena ia terus berjuang melawan semua tuduhan terhadapnya. Lihat foto (kiri ke kanan) Avner, Sarah, Binyamin dan Yair Netanyahu mengunjungi Dataran Tinggi Golan pada 23 April 2019.
Kesaksian Netanyahu dalam persidangan ini tidak hanya mencerminkan sistem peradilan Israel, tetapi juga masa depan politiknya sebagai perdana menteri di tengah krisis yang sedang dihadapi negara tersebut. Profil dan karakter Benjamin Netanyahu
Dikutip dari biografinya, Benjamin Netanyahu lahir pada 21 Oktober 1949 di Tel Aviv, Israel, dan besar di Yerusalem.
Netanyahu menghabiskan sebagian besar masa remajanya di kawasan Philadelphia, AS.
Ayahnya, sejarawan Yahudi terkenal Benzion Netanyahu, bekerja sebagai guru.
Netanyahu memiliki seorang istri, Sarah, seorang psikolog anak. Lihat Foto Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melihat foto warga Israel yang disandera oleh Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas dan gerakan lain di Jalur Gaza.
Mereka memiliki dua anak bersama: Yair dan Avner.
Netanyahu juga memiliki seorang putri, Noa, dari pernikahan sebelumnya yang berakhir pada tahun 1978.
Netanyahu bergabung dengan tentara Israel pada tahun 1967, kemudian pada tahun 1972 dipindahkan ke pasukan operasi khusus yang menyelamatkan pesawat yang dibajak di bandara Tel Aviv.
Ia menjadi pemimpin partai sayap kanan Likud pada tahun 1993.
Dia adalah perdana menteri selama beberapa periode.
Setelah pemilu 2019, Netanyahu didakwa dengan tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Pada tahun 1967, Netanyahu kembali ke Israel untuk bertugas di unit elit Angkatan Pertahanan Israel sebagai komandan unit elit, yaitu patroli Matal.
Dia berpartisipasi dalam beberapa operasi militer, termasuk penyelamatan dramatis sebuah pesawat penumpang yang dibajak di Savannah pada tahun 1972. Lihat foto Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) mengunjungi Koridor Netzer di Jalur Gaza bersama Menteri Pertahanan Israel Katz (kanan) pada Selasa (19/11/2024).
Dengan nama “Operasi Isotop”, Ehud Bara mengarahkan penyelamatan.
Netanyahu kembali ke Amerika Serikat pada tahun 1972 dan lulus dari Massachusetts Institute of Technology dengan gelar di bidang arsitektur dan administrasi bisnis.
Pada tahun 1976, dia dipekerjakan oleh Boston Consulting Group.
Dia kembali ke Israel setelah Yoni, kakak laki-lakinya, terbunuh ketika mencoba membebaskan sandera di pesawat Air France yang dibajak di Uganda.
Netanyahu menjadi sangat terlibat dalam upaya kontra-terorisme internasional, yang membantu meluncurkan karir politiknya.
Setelah bertugas di kedutaan Israel di Washington (1982-84), ia menjadi duta besar Israel untuk PBB (1984-1988).
Selama berada di PBB, Netanyahu berhasil memimpin kampanye deklasifikasi arsip PBB tentang kejahatan perang Nazi.
Pada tahun 1988, Netanyahu terpilih menjadi anggota Knesset (parlemen Israel) oleh partai sayap kanan Likud dan menjadi Wakil Menteri Luar Negeri.
Lima tahun kemudian dia terpilih sebagai pemimpin partai Likud dan calon perdana menteri.
Pada tahun 1996 ia terpilih sebagai Perdana Menteri Israel, mengalahkan kandidat dari Partai Buruh, Shimon Peres.
Netanyahu adalah perdana menteri hingga tahun 1999.
Selama masa jabatannya, ia menandatangani perjanjian Hebron dan Wei yang mendorong proses perdamaian dengan Palestina.
Ia juga memperluas privatisasi pemerintah, meliberalisasi peraturan mata uang dan mengurangi defisit.
Netanyahu bekerja di sektor swasta ketika dia tidak terpilih dalam pemilihan perdana menteri tahun 1999.
Netanyahu kembali ke dunia politik pada tahun 2002. Lihat Foto Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat jumpa pers, Senin (09/02/2024), menunjukkan peta Israel tanpa Tepi Barat yang diduduki Israel selama 57 tahun.
Sebelum menjadi menteri keuangan ia adalah menteri luar negeri.
Pada tanggal 31 Maret 2009, Netanyahu dilantik sebagai Perdana Menteri untuk kedua kalinya.
Dia kemudian menjabat lagi dengan istilah berikut:
Netanyahu terpilih kembali pada pemilu 2013, dan kembali menjadi pemimpin setelah pemilu 2015.
Pada 13 Februari 2018, Polisi Israel mengeluarkan pernyataan bahwa terdapat cukup bukti dari kedua investigasi tersebut untuk menuntut Netanyahu melakukan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Namun, Netanyahu menepis anggapan bahwa ia akan dihukum.
Dia mengatakan di televisi bahwa dia akan tetap menjadi perdana menteri dan tuduhan itu “akan sia-sia”.
Setahun kemudian, Jaksa Agung Avichai Mandelblit mengajukan dakwaan terhadap Netanyahu atas beberapa tuduhan.
Ia juga menjabat pada periode 2020-2021, kemudian Netanyahu kembali menjabat pada Desember 2022, menyusul pemilu yang digelar pada tahun tersebut.
(geosurvey.co.id, Andari Wulan Nugrahani)