geosurvey.co.id, MAKASSAR – Polisi menangkap dan menetapkan 17 tersangka pabrik uang palsu di Kampus UIN Alauddin, Samada, Kabupaten Goa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Para penjahat membuat uang palsu dan kemudian mendistribusikannya.
Tersangka adalah Andy Ibrahim, Mubin Naseer, Kamarang DG Ngadi, Irbandi, Muhammad Syahruna, John Phileater Panjaitan, Sataria, Sukhmawati, Andy Kairuddin, Ilham, Surti Mapbebang, Masood, Satriadi, Sri Wahyudi, Ambobalabalani, Ambobalabalani Dia adalah Dan Rahman.
Dalam hal ini, ada pelarian dalam kasus ini.
Kapolda Sulsel Irjen Yuthiawan Wibisono dalam jumpa pers di Mapolsek Goa, Sunguminasa, Kabupaten Goa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024) mengatakan, dalam gambar buronan itu berinisial ASS.
“Setelah diselidiki lebih lanjut, Saudara Dr. Andy Ibrahim S.A.S. MPT menerima Rp. Mata uang palsu 100.000 Diketahui juga ada uang palsu senilai Rp 100.000 yang dicetak oleh saudara Syahruna di rumahnya di Jalan Sunu Kota Makassar. Mata uang palsu Rp 100.000 dibayarkan/dikirim oleh saudara ASS, kata Kapolres.
John dikenal sebagai pembantu ASS. Gambar AAS
ASS sudah lama dikenal sebagai pengusaha ternama di Sulawesi Selatan.
Pada Pilkada 2024, ia berpotensi menjadi calon Gubernur Sulawesi Selatan (Globe).
Namun, ia tidak bisa mencalonkan diri sebagai gubernur Sulawesi Selatan karena tidak ada partai politik yang mendukungnya.
Saat itu, berbagai pihak mendorongnya menjadi calon untuk mengatasi situasi kotak kosong di Pilgub Sulsel.
ASS dikaitkan dengan mantan perwira tinggi Polri Sulawesi Selatan dengan pangkat akhir Irjen.
Kini polisi ASS berada di persimpangan jalan. Calon Bupati
Tersangka lain kasus pabrik uang palsu di UIN Makassar adalah Dr Andy Ibrahim, Direktur Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.
Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Sulsel) menetapkan tersangka sebagai produsen dan pengedar uang palsu.
Ia pun ingin maju pada Pilkada Kabupaten Barru 2024.
Ia mulai mencetak uang palsu pasca Pilpres 2024 dan menjelang Pilkada 2024, khususnya pada September 2024.
Sedangkan Pilkada Serentak 2024 akan dilaksanakan pada November 2024.
“Jadi tersangka (Andy Ibrahim) mengajukan usulan pendanaan pilkada di Parru, tapi alhamdulillah tidak jadi,” kata Kapolda Sulsel Irjen Yuthiawan Wibisono saat jumpa pers di Mapolres Goa. Tombo, Sunguminasa, Kamis (19/12/2024) kemarin.
Hal itu diungkapkan Yudi sembari menunjukkan lamaran Andy Ibrahim.
Lamaran tersebut dilontarkan Andy Ibrahim dengan jaket hooded dan lagu reggae.
Yudi mengatakan Andy Ibrahim tidak bisa maju di Pilkada 2024 karena tidak ada partai yang mengusungnya.
Ada tiga pasangan calon yang mengikuti Pilkada Parru. Pasangan Andi Ina Karthika-Abustan, Dr Ulfa Noorulhuda-Mussir Hazri Gani, dan Muhammad Aras-Azka Mape.
“Jadi dana ini, uang yang dicetak akan digunakan untuk itu, tapi tidak ada pihak yang merekomendasikannya,” jelas Yudhi.
Meski kemudian disalurkan dengan uang palsu agar masyarakat bisa terpilih, namun hal itu tidak terjadi karena uang tersebut palsu, lanjutnya.
Menurut Kapolda Sulsel, Andy Ibrahim merupakan dalang pencetakan dan peredaran uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.
Skema pembuatan uang palsu dimulai pada bulan Juni 2010.
“Sampai bulan Juni 2022 kita akan masuk ke perencanaan, kemudian Juli 2022 kita akan kembali merencanakan produksi dan mengkaji lagi. Jadi kalau kita lihat sekarang, perencanaan produksi ini akan dimulai dari tahun 2022. Tahun 2010 masih .Perencanaan,” jelasnya.
Pada bulan Oktober 2022, pemesanan Mesin Cetak Uang Palsu dan Uang Kertas Palsu dimulai.
Produksi uang palsu itu bermula pada tahun ini berkat komunikasi tersangka melalui grup WhatsApp (WA).
“Terus tahun 2024 produksinya dimulai bulan Mei lalu kita bertemu satu sama lain di bulan Juni dan terjadilah gotong royong diantara mereka dan bagaimana proses pembuatannya dilakukan oleh tim WA dan menjadi viral. ,” kata Yuthiyavan.
Pada September 2024, dengan bantuan Pengusaha AAS, Andy Ibrahim dan Syahruna memboyong mesin berkapasitas besar senilai Rp 600 juta dari Tiongkok.
Mereka pun memesan kertas khusus dari China untuk mencetak uang tersebut. Sedangkan pembelian tinta dan perlengkapan lainnya dilakukan melalui aplikasi online.
Yudhiawan mengatakan, mesin tersebut sengaja didatangkan ke Makassar melalui Surabaya untuk menambah jumlah uang palsu.
Mesin tersebut dipasang di kampus UIN Alauddin pada malam hari. Andy Ibrahim mengatakan kepada petugas bahwa mesin tersebut akan digunakan untuk mencetak buku di perpustakaan.
“Pada September 2024, kami akan menghubungi AI untuk mengangkut peralatan dan mulai memproduksi uang palsu di TKP 2 (kampus UIN),” ujarnya.
“Pada minggu kedua November 2024, uang palsu senilai Rp 150 juta yang nominalnya mulai beredar. Lalu ada yang mengantarkan uang palsu senilai Rp 250 juta,” jelas Yuthiyavan.
Peran Andy Ibrahim dalam hal ini sangat penting.
Pemalsuan yang awalnya dilakukan di kediaman pengusaha ASS di JL Sunu 3, Makassar, dialihkan ke kampus UIN Alauddin atas izin Andy Ibrahim.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul UIN Ingin Kontestasi Pilkada Alauddin.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul ASS Oknum yang Terlibat Bisnis Pemalsuan UIN Alauddin