geosurvey.co.id, JAKARTA – Banyak fenomena astronomi yang akan terjadi di tahun 2025. Sejumlah acara akan berlangsung dan diawali dengan parade planet pada 20 Januari 2025.
“Parade Planet pada Januari 2025 akan menyaksikan lima planet terdekat dengan Bumi, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, diamati secara bersamaan dalam satu malam.” Namun yang terlihat hanya empat planet yaitu Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus, kata Gerhana Puan Nandra Putri, peneliti Pusat Penelitian Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam talkshow DOFIDA (Dialog, Ngobrol Tentang Fakta Ilmiah) ) Edisi ke-11 dengan tema: “Puncak di Channel YouTube BRIN Indonesia Fenomena Langit 2025”, dikutip, Rabu (1/1/2025).
Usai parade planet, para pecinta astronomi akan bisa menyaksikan gerhana bulan total pada 7 September 2025. Acara dimulai pada pukul 22.28 dan berakhir pada tanggal 8 September pukul 03.55 WIB.
Kemudian pada 11 Oktober 2025 akan terjadi gerhana bintang Beta Tauri. Gerhana bulan total pada 13 dan 14 Maret 2025, serta gerhana matahari sebagian pada 29 Maret 2025 kini hanya dapat dilihat di Eropa, Amerika, dan Arktik.
Selain itu, Puan menjelaskan, ada juga fenomena menarik yang biasa dinantikan masyarakat akan terjadinya hujan meteor. Hujan meteor merupakan peristiwa tahunan yang terjadi kurang lebih secara bersamaan. Hujan meteor ini disebabkan oleh debu yang ditinggalkan komet dan asteroid di orbit bumi.
Jadi jika Bumi melewati zona debu maka akan terjadi hujan meteor pada waktu yang sama setiap tahunnya, tutupnya.
Puan menjelaskan lebih lanjut mengenai hujan meteor 2025. Ini termasuk: 1) hujan meteor Quadrantid, yang diamati dari akhir Desember hingga pertengahan Januari; 2) hujan meteor Lyrid yang terlihat pada pertengahan April; 3) hujan meteor Eta Aquarids, terlihat mulai pertengahan April hingga Mei; 4) hujan meteor Perseid yang terlihat pada pertengahan Juli hingga akhir Agustus; 5) Hujan meteor Draconid, terlihat pada bulan Oktober; 6) Hujan meteor Orionid, terlihat pada bulan Oktober; 7) Hujan meteor Leonid, terlihat pada bulan November; 8) Hujan meteor Geminid, terlihat pada bulan Desember.
Menurutnya, fenomena astronomi yang terjadi pada tahun 2025 dapat diamati dengan dua cara, baik secara langsung dengan mata maupun dengan alat seperti teleskop dan kamera. Hujan meteor, parade planet, dan gerhana bulan total adalah beberapa fenomena yang bisa diamati tanpa peralatan khusus selama langit cerah dan tidak berawan.
Penggunaan peta bintang baik berupa aplikasi ponsel maupun secara manual sangat membantu pengamat dalam menemukan lokasi planet atau meteor di langit. Sementara itu, diperlukan peralatan yang lebih canggih untuk mengamati dengan jelas fenomena yang memerlukan teleskop dan kamera, seperti okultasi bintang.
Para peneliti di stasiun luar angkasa bekerja sama dengan pihak internal dan eksternal telah melakukan penelitian tentang gerhana matahari dan pengaruh fase bulan terhadap pasang surut bumi, serta melakukan pengamatan okultasi. Mahasiswa magang dan capstone project juga dapat mengikuti eksplorasi luar angkasa melalui program, asisten peneliti, bimbingan tesis, dan program studi lapangan yang ditawarkan BRIN.
“Kami berharap pertukaran informasi ini dapat menggugah keingintahuan teman-teman mengenai fenomena astronomi dan ilmu astronomi secara umum. “Sesekali cobalah memandang ke langit malam, banyak sekali hal-hal indah yang bisa dinikmati keindahannya sekaligus menemukan segudang ilmu pengetahuan,” pungkas Gerhana.