geosurvey.co.id – Setelah ramai dibicarakan tentang pagar laut misterius di Tangerang, Negara Bagian Banten, kini telah ditemukan pagar laut misterius lainnya di perairan pantai Bekasi, Jawa Barat, tepat di kawasan Tarumajaya.
Hal itu terungkap setelah beredar video berdurasi 45 detik yang memperlihatkan ribuan batang bambu tersusun rapi di dua sudut kawasan Tarumajaya.
Terlihat juga di tengah susunan bambu terdapat tumpukan tanah di atasnya.
Susunan bambu membentuk barisan panjang menyerupai tepi laut dengan garis air di tengahnya menyerupai sungai.
Nelayan setempat Tayum membenarkan adanya pagar laut di Bekasi.
Menurut Tayum, pagar laut ini sudah ada di Bekasi selama enam bulan.
“Iya, enam bulan sudah berlalu (keberadaan bambu misterius itu),” kata Tayum, seperti dilansir Kompas.com, Selasa (14/1/2025).
Tayum mengatakan, tanah di atas struktur bambu tersebut berasal dari tanah laut.
Hal itu diketahuinya karena bumi ditambang dengan tiga alat ekskavator berat yang bekerja siang dan malam.
Tanah laut hasil galian kemudian ditempatkan di antara struktur bambu sehingga membentuk struktur menyerupai tanggul laut.
Tayum mengatakan, kini tembok laut itu membentang sepanjang delapan kilometer.
“Setelah sekian lama, akhirnya mereka berhasil masuk sejauh delapan kilometer,” kata Tayum.
Saat ditanya fungsi bendungan tersebut, Tayum mengaku belum bisa menjelaskannya.
Keberadaan pagar laut ini masih menjadi pertanyaan bagi dirinya dan warga sekitar. Dijaga oleh seorang pria berbadan tegap
Seorang warga bernama Abdul Haris mengatakan, keberadaan tanggul laut misterius juga ditemukan di Pondok Dua Babelan dan Pantai Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.
“Di Pantai Pondok Dua juga ada,” kata Abdul, Selasa (14/1/2025).
Sementara itu, akun media sosial X @Jumianto_RK juga mengunggah video beberapa nelayan di Tarumajaya, Bekasi, Jawa Barat sedang menginterogasi orang kaya bertopi hitam.
Video tersebut memperlihatkan pria berbadan sehat tersebut berada di depan kapal keruk ponton. Beberapa nelayan bertanya tentang pria tersebut.
“Wah semuanya rusak,” kata salah satu nelayan dalam video tersebut.
“Siapa yang memesan, siapa yang memesan,” kata nelayan lainnya.
“David, David,” kata orang kaya itu.
“Siapa David, pasti ada penegaknya,” kata nelayan itu lagi.
“Mainkan saja dan bongkar, semuanya hancur,” kata nelayan yang lain.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang, dalam hal ini polisi, mengenai keberadaan pagar laut misterius di Bekasi. Komisi IV DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas Pemasangan Pagar Laut di Tangerang Pagar laut misterius di pesisir Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (10/1/2025). Pagar tersebut merupakan bagian dari pagar laut sepanjang 30,16 km di perairan Tangerang. (geosurvey.co.id/Ibriza Fasti Ifhami)
Anggota Komisi IV DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan meminta pemerintah mengusut tuntas pemasangan pagar bambu sepanjang 30,16 kilometer di laut Pantai Utara (Pantura) di Kabupaten Tangerang, Banten.
Menurut dia, pemasangan pagar tersebut menghambat aktivitas nelayan dan melanggar aturan pemanfaatan ruang laut.
Anehnya hal ini bisa terjadi. Hal ini patut menjadi perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan (MMA) untuk memastikan ruang laut dimanfaatkan sesuai ketentuan yang berlaku, kata Daniel saat dihubungi geosurvey.co.id. pada hari Senin. 13/1/2025).
Daniel menegaskan, perlu tindakan tegas untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas pemasangan pagar tersebut.
Lebih lanjut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang dan Kelautan (PKRL) mengatakan hal itu melanggar aturan, oleh karena itu pagar yang mengganggu aktivitas nelayan segera dibersihkan, ujarnya.
Ia mengingatkan, tidak boleh ada pihak yang menguasai ruang maritim tanpa mendapat izin yang jelas.
“Jangan sampai para pihak mencoba menguasai ruang laut tanpa izin yang jelas,” kata Daniel.
Komisi IV DPR RI, kata Daniel, akan segera memanggil KPK untuk meminta klarifikasi terkait hal tersebut.
Ia menekankan pentingnya tekad pemerintah untuk menertibkan praktik-praktik yang berpotensi melanggar hukum.
“Komisi IV mendorong pemerintah untuk mengatur secara tegas hal-hal tersebut agar tidak ada pihak yang merasa berkuasa atas undang-undang yang ada,” tegas Daniel.
Daniel juga menyarankan kolaborasi antara nelayan, aparat penegak hukum, dinas kelautan dan perikanan setempat, serta BPK.
“Jika ada dukungan dari oknum tertentu, sebaiknya ditindak tegas,” ujarnya.
(geosurvey.co.id/Faryyanida Putwiliani/Fersianus Waku)(Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)
Baca berita selengkapnya tentang Seawall 30 Km di Tangerang.