geosurvey.co.id, KABUL – Taliban di Afghanistan telah menyatakan perang terhadap Pakistan, sehingga memicu bentrokan sengit di sepanjang perbatasan kedua negara.
Hari ini, pasukan dari kedua belah pihak maju menuju perbatasan, memicu baku tembak yang berkepanjangan.
Afghanistan mengklaim bahwa pasukan Taliban menyerang beberapa lokasi di Pakistan sebagai tanggapan atas serangan udara pesawat tempur Pakistan di Afghanistan.
Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan serangan itu terjadi melintasi “garis hipotetis,” sebuah istilah yang mengacu pada perbatasan yang disengketakan antara Afghanistan dan Pakistan.
“Beberapa titik di luar garis hipotetis, yang berfungsi sebagai pusat dan tempat persembunyian elemen jahat, telah menjadi sasaran serangan balik dari tenggara negara itu,” kata juru bicara kementerian Enayatullah Khowarazmi.
Selama beberapa dekade, Afghanistan telah menolak perbatasan yang dikenal sebagai Garis Durand, yang dibuat oleh otoritas kolonial Inggris pada abad ke-19.
Meskipun tidak ada informasi mengenai jumlah korban atau wilayah serangan tertentu, laporan media Pakistan mengatakan delapan militan Taliban tewas dalam serangan di pos perbatasan.
Laporan surat kabar Dawn menyebutkan seorang tentara Pakistan tewas dan 11 lainnya terluka dalam bentrokan tersebut, sementara Taliban mengatakan 19 tentara Pakistan tewas dalam serangan balasan tersebut.
Militan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) dilaporkan berusaha memasuki Pakistan melalui pos pemeriksaan Taliban pada Jumat malam tetapi gagal.
Pemicu konflik
Bentrokan di perbatasan terjadi setelah serangan udara militer Pakistan yang mematikan baru-baru ini di wilayah perbatasan Afghanistan, yang menurut Taliban menewaskan delapan warga sipil.
Malil, warga Barmala, mengatakan kepada AFP bahwa 18 anggota keluarga tewas dalam serangan pada Selasa (23 Desember).
“Ledakan tersebut merusak dua atau tiga rumah, menewaskan 18 orang dalam satu rumah, dan menewaskan seluruh keluarga,” ujarnya.
Dia mengatakan serangan itu menewaskan tiga orang di rumah lain dan melukai beberapa lainnya yang dibawa ke rumah sakit.
Militer Pakistan
Sebuah kelompok militan yang berbasis di Afghanistan melakukan kegiatan teroris terhadap Pakistan, kata militer Pakistan pada hari Jumat, sehingga meningkatkan ketegangan antara kedua negara bertetangga.
Pada konferensi pers hari Jumat, Mayor Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, direktur jenderal Divisi Hubungan Masyarakat Antar-Layanan Pakistan, mengatakan kelompok militan dan pemberontak terus menggunakan tanah Afghanistan untuk melancarkan serangan di Pakistan meskipun ada peringatan berulang kali kepada Taliban.
“Militer Pakistan mengutuk keras penggunaan wilayah Afghanistan oleh kelompok teroris dan pendukungnya,” kata Jenderal Chaudhry. “Kami tetap teguh dalam tekad kami untuk menghancurkan tempat persembunyian ini dan melindungi rakyat Pakistan.”
Dia mengatakan bukti menunjukkan adanya tempat perlindungan teroris di Afghanistan dan menyalahkan Taliban karena gagal mengambil tindakan tegas terhadap militan, termasuk kelompok yang berafiliasi dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
Taliban, yang kembali menguasai Afghanistan pada tahun 2021, menolak tuduhan bahwa T.T.P. beroperasi dari Afganistan.
Namun, kelompok pemantau PBB memperkirakan kelompok tersebut memiliki sekitar 6.000 pejuang di Afghanistan.
Perlunya diplomasi
Kekerasan yang sedang berlangsung di sepanjang Jalur Durand menyoroti ketidakstabilan di kawasan dan konflik yang sedang berlangsung antara Pakistan dan Taliban.
Bentrokan ini tidak hanya mengakibatkan jatuhnya korban militer, namun juga mengancam akan semakin mengganggu stabilitas wilayah perbatasan.
Kedua belah pihak nampaknya terjebak pada pendirian masing-masing, dan reaksi balik yang muncul justru memperburuk lingkaran kekerasan yang kejam.
Hal ini menyoroti perlunya upaya diplomatik yang mendesak untuk mengatasi akar penyebab konflik dan menemukan solusi damai, karena konfrontasi militer hanya akan memperburuk situasi.