Reporter Tribune News.com, Dennis Distrivan melaporkan
Tribun News.com, JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI Mohd Khalid mendorong pemerintahan Probo-Gibran untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang berkualitas.
Khalid menekankan bahwa pemerintahan baru telah mengadopsi pendekatan baru terhadap pembangunan ekonomi. Menurutnya, pembangunan ekonomi yang tinggi saja tidak cukup, harus berkualitas.
“Apa yang menjadikannya berkualitas? Pertama, pembangunan harus segera membuka lapangan kerja. Kedua, harus berdampak pada penurunan tingkat ketimpangan. Ketiga, pengurangan kemiskinan,” kata Khalid di Jakarta, jelas Rabu (23/10/2024). .
Jadi, menurutnya, pertumbuhan tersebut bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat dan bukan sekedar angka statistik.
Khalid juga memaparkan statistik buruk mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti menurunnya tingkat penciptaan lapangan kerja, rendahnya tingkat ketimpangan ekonomi, dan stagnasi pengentasan kemiskinan.
“Kalau kita lihat rasio komponen pertumbuhan ekonomi misalnya, investasi lapangan kerja turun dibandingkan 10 tahun lalu,” ujarnya.
Mengutip data Apindo tahun 2022, tambahnya, setiap investasi Rp 1 triliun hanya mampu menyerap 1.379 tenaga kerja. Padahal, pada tahun 2013, investasi sebesar Rp 1 triliun mampu menyerap 4.594 tenaga kerja.
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (SCARNAS) Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan bahwa lapangan kerja formal mengalami penurunan selama 15 tahun terakhir.
Hingga Februari tahun ini, 59,17 persen dari 142,18 juta pekerja bekerja di sektor informal. Ini setara dengan 84,13 juta orang. “Oleh karena itu, lebih banyak masyarakat yang bekerja di sektor informal dibandingkan di sektor formal,” jelas Khulid.
Kholid mengatakan pengurangan ketimpangan dan kemiskinan tidak mempengaruhi kualitas pembangunan ekonomi.
Mengutip studi terbaru Center of Economic and Law Studies (Selios), kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta penduduk Indonesia.
Data BPS juga menunjukkan rasio Gini kita tetap stabil di kisaran 0,379-0,381 selama lima tahun terakhir. Di sisi lain, kemiskinan mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir dari 11,25 persen pada tahun 2014 menjadi 9,36 persen pada tahun 2023.
“Target pemerintah jauh dari 6-7 persen,” kata Khalid.
Selain itu, menurutnya, pemerintahan Prabo-Gibran ke depan harus bekerja lebih keras untuk menjadikan Indonesia negara maju.
“Untuk mencapai Indonesia Emas 2045 dan menghindari jebakan berpendapatan menengah, maka target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen harus memiliki standar yang tinggi. Mengingat rata-rata pertumbuhan sepuluh tahun terakhir mendekati 5 persen, maka diperlukan inovasi dan upaya tambahan. Capai level itu,” tutupnya. Konten ini ditingkatkan menggunakan Artificial Intelligence (AI).