Reporter geosurvey.co.id Rina Ayun melaporkan
TRIBUNNEWS. Mulai tahun 2021. 21 juta diantaranya adalah remaja berusia antara 13 dan 15 tahun.
Selain itu, prevalensi perokok pasif telah mencapai 120 juta orang di seluruh dunia.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok perlu mengambil tindakan untuk mencegah meningkatnya jumlah perokok baru, misalnya remaja, seperti pemeriksaan kadar karbon monoksida pada pelajar.
Survei tingkat karbon dioksida (CO) dilakukan selama tujuh hari sejak tanggal 18 November, mencakup 126 sekolah menengah/menengah atas termasuk Madrasah di seluruh Depok. Ribuan pelajar di Depok sedang menguji kadar karbon dioksida mereka
Kepala Puskesmas Kota Depok Dr. Maria Liziavati mengatakan, ada sekitar lima ribu mahasiswa yang mengikuti acara tersebut.
“Ini merupakan jumlah tes CO terbanyak dan kami berupaya untuk menjadi rekor MURI dengan lebih dari lima ribu siswa mengikuti tes CO Analyzer,” kata dr Maryam mengutip situs Dinas Kesehatan Depok. , Minggu (1/12/2024).
Siswa yang diuji kadar CO-nya adalah siswa laki-laki dan perempuan dengan menggunakan Smokerlyzer/CO Analyzer/CO Detector.
Setelah registrasi, pegawai mendapatkan penjelasan cara penggunaan CO analizer, dimana mahasiswa hanya perlu masuk ke CO analizer.
Siswa kemudian dapat melihat hasilnya dalam bentuk angka yang ditampilkan di layar.
Bagi pelajar yang merupakan perokok aktif akan diajarkan untuk segera berhenti merokok.
Ia berharap ke depan acara serupa bisa diadakan lagi agar bisa menjangkau lebih banyak masyarakat.
Sementara itu, Almy dari MURI mengatakan alat analisa CO ini belum pernah diuji secara rutin kepada siswa.
“Kota Depok adalah kota pertama yang meluluskan alat analisa CO pada ribuan siswanya, dan saya berharap sekolah-sekolah di kota lain juga akan mengikuti hal yang sama.”
Diikuti oleh PT Mitra Asa Pratama Teguh Purnomo, General Manager of Sales, ini merupakan kesempatan penting untuk meningkatkan kesadaran generasi muda tentang bahaya paparan karbon dioksida dari asap rokok.
“Kami bangga dapat mendukung program pemerintah sejak tahun 2018 ini, yang sejalan dengan misi kami untuk meningkatkan kualitas industri alat kesehatan di Indonesia melalui orientasi pasar dan teknologi alat kesehatan yang kuat. Teguh: “Untuk lebih memahami bahaya merokok kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Kami berharap dapat memberikan dampak positif,” ujarnya.