![terlalu-banyak-main-gadget-psikolog-soroti-anak-zaman-sekarang-sulit-berpikir-kritis_fec289f.jpg](https://geosurvey.co.id/wp-content/uploads/2025/02/terlalu-banyak-main-gadget-psikolog-soroti-anak-zaman-sekarang-sulit-berpikir-kritis_fec289f.jpg)
Laporan Reporter geosurvey.co.id, M Alivio Mubarak Jr.
Tribunus.com, Jakarta – Pengembangan Teknologi Digital menawarkan berbagai peluang dalam kehidupan sehari -hari, tetapi membawa tantangan baru bagi pengembangan anak -anak dan remaja.
Psikolog klinis Anastasia Satrio menyoroti kemampuan untuk berpikir tentang komunikasi kritis dan sosial untuk anak -anak tentang dampak negatif dari paparan digital yang berlebihan.
Menurut Anastasia, anak -anak saat ini menghabiskan lebih banyak waktu dengan peralatan digital, alih -alih berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitarnya.
Hal ini mengarah pada pengembangan situasi sosial dan pengembangan keterampilan berpikir kritis.
“Anak -anak sekarang mendapatkan informasi cepat tanpa berpikir untuk waktu yang lama,” kata Anastasia dalam pembelajaran seumur hidup genetik awal yang sangat baik: Rabu (2.12.2025) dari masa kanak -kanak ke mal Jakarta Neo Soho Barat sejak kecil.
“Mereka terbiasa dengan jawaban cepat dari internet, yang mengurangi keterampilan berpikir analitis mereka,” lanjutnya.
Selain itu, kebiasaan penggunaan usia dini mempengaruhi perkembangan emosional anak -anak.
Kurangnya dialog langsung dengan orang lain membuat sulit untuk memahami perasaan ekspresi wajah, suara dan orang lain.
Ini berisiko mengurangi empati dan keterampilan sosial mereka.
Anastasia menekankan bahwa orang tua harus memantau dan menginstruksikan anak -anak untuk menggunakan teknologi.
Metode seperti komunikasi refleks dan terapi bermain dapat membantu anak -anak tetap berhubungan dengan dunia nyata dan mengembangkan keterampilan sosial yang baik.
“Orang tua harus menjadi contoh teknologi. Jika Anda ingin anak -anak bermain lebih sedikit peralatan, mereka harus mengurangi penggunaan ponsel jika mereka bersama anak -anak,” katanya.
Anastasia merekomendasikan pendekatan untuk menjadi orang tua yang interaktif, seperti membahas dampak negatif dari era digital, membahas anak -anak, mempromosikan kegiatan permainan di luar rumah dan mengajar web untuk mengurutkan.