geosurvey.co.id, JAKARTA – Polisi mengungkap peran dua tersangka baru dalam insiden putusnya pembicaraan di Hotel Grand Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, dua tersangka baru yang ditangkap adalah YS (33) dan RR (27).
YS berperan destruktif dengan memaksa diakhirinya perdebatan yang diikuti oleh Balasan Harun dan Din Siamsuddin.
Peran tersangka RR adalah memukul satpam hotel dengan tangan kanan, kata sutradara Ade Ary Syam Indradi, Minggu (10 Juni 2024).
Kedua tersangka ditangkap dari rumah keluarga oleh Wakil Direktur Jatanras Ditresrimum Polda Metro Jaya.
Tersangka YS ditangkap di rumah keluarganya di Jakarta Timur dan RR ditangkap di rumah keluarganya di Bekasi, ujarnya.
Barang-barang yang disita dalam penangkapan kedua tersangka antara lain spanduk, tiga pecahan logam, rekaman CCTV, dan pakaian tersangka.
Polisi kini menetapkan lima tersangka kasus pemerkosaan setelah menangkap dua tersangka baru.
Hasilnya, total ada lima tersangka yang ditangkap dan ditahan, ujarnya.
Kelima tersangka ber-KTP MR, FEK, GW, YS dan RR.
Polisi menangkap MR alias RD (28) di Jalan Rasamala II, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa, 1 Oktober 2024.
Pelaku, MR, menendang seorang satpam Hotel Grand Kemang dan berusaha memukul bagian kepala dan badan. Aktivitas pelaku juga terekam CCTV.
Polda Metro Jaya sebelumnya menangkap lima tersangka, dua di antaranya berinisial FEK dan GW.
Beberapa orang yang ikut serta dalam debat tersebut antara lain mantan pimpinan CPP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan pakar konstitusi Refly.
Video yang dirilis memperlihatkan puluhan orang tak dikenal yang sebagian besar memakai topi dan masker membuat kekacauan.
Mereka mencopot spanduk debat, sehingga memaksa sebuah batang besi membentur meja.
“Bubar!” Orang asing itu berteriak.
Kapolsek Mampang Prapathan Eddie Purwanto mengatakan, kejadian tersebut bermula saat polisi melakukan pengamanan aksi unjuk rasa di depan Hotel Grand Kemang.
Demonstrasi tersebut bertepatan dengan pertemuan di hotel.
Namun, puluhan orang tak dikenal masuk ke hotel melalui pintu belakang dan lolos dari pengawasan polisi.
“Saat kami fokus memastikan aksi protes di garis depan, kami mendapat informasi ada orang asing yang masuk melalui pintu belakang,” kata Edhi kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Sabtu sore.
Eddie pun membenarkan, massa yang masuk melalui pintu belakang menimbulkan kerusakan.
Puluhan orang bergegas masuk ke hotel, tidak seperti para pengunjuk rasa.
“Masyarakat datang untuk melakukan pengrusakan,” katanya. Kami tidak tahu apa yang terjadi di dalam karena tidak ada pemberitahuan ke polres atau polisi tentang aktivitas itu, jadi orangnya berbeda. Ini adalah kelompok yang mempraktikkan non-rasisme. Kapolres bilang begitu.
(geosurvey.co.id/Reynas/Tribunjakarta.com/Annas Furqon Hakim)