Reporter geosurvey.co.id Aisyah Nursyamsi melaporkan
geosurvey.co.id, JAKARTA – Beberapa tahun terakhir, pakaian wanita muslim menjadi populer di seluruh dunia karena “gayanya yang sederhana”.
Hal ini terlihat dari fakta bahwa pengeluaran umat Islam meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Misalnya, pada tahun 2021 saja, jumlah ini akan melebihi 44 triliun yen (dikonversi ke yen Jepang).
Menyadari potensi tersebut, Fish Pond Creative Communications and e-Agency akan menjadi tuan rumah Tokyo Muslim Fashion Festival (TMFF) 2024 pada Sabtu (8 Juli 2024) di Scrambel Hall, Scramble Plaza, Shibuya, Tokyo, Jepang.
TMFF akan diadakan di Tokyo, industri pakaian terbesar di Asia, sebagai respon terhadap meningkatnya tren wanita Muslim Jepang yang berpasangan.
TMFF 2024 diharapkan dapat menarik perhatian orang dalam industri dalam negeri dan perempuan Jepang.
Direktur TMFF Iwan Kurniawan mengatakan TMFF diadakan karena keberadaan umat Islam dan Islam diterima masyarakat Jepang.
Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan di Jepang telah meningkat secara signifikan.
“Mereka bisa menerima dengan tangan terbuka. Makanya kita tahu bisa mendatangkan karya desainer-desainer sederhana Indonesia,” kata Ivan dalam jumpa pers di Jakarta Selatan, Selasa (27 Agustus 2024). Tidak akan ada peragaan busana di Tokyo Muslim Fashion Festival 2024.
Namun hal ini menggambarkan situasi kualitas rendah yang unik di Indonesia.
Selain itu, gaya low-key telah menjadi salah satu item pokok dalam industri fashion internasional.
Nantinya, enam desainer papan atas akan menampilkan 7 hingga 10 karya di acara ini.
Berikut enam desainer yang mengikuti TMFF 2024:
1. Sasika karya Irna Mutiara
Sasika akan menampilkan desain indah menggunakan kain Sasirangan asal Kalimantan Selatan yang dibuat dengan teknik tenun tangan dan dipadu dengan gaya modis dan ramah lingkungan.
Bank Kpw Kalimantan Selatan telah mengembangkan desain Sasirangan bersama perancang busana muslim Irna Mutiara dan membawanya ke pasar yang lebih luas.
Karya yang dihasilkan dalam proyek ini diberi nama SASIKA yaitu gaya urban, kecil dan mudah dipadupadankan yang merupakan singkatan dari Busana Sasirangan Kalimantan Selatan.
2. Pelangi Romantis
Koleksi “Seri Origami” terinspirasi oleh seni origami Jepang, memadukan gaya modern dengan pakaian tradisional.
Koleksinya menonjol karena desainnya yang minimalis, menampilkan garis-garis yang rapi, aksesori yang bersih, dan perpaduan segar antara tradisi Jepang dan Indonesia.
Setiap produk dibuat dengan cermat untuk menciptakan desain yang indah dan menarik yang menarik bagi khalayak global.
3. “Wilayah Jibaru” oleh Terry Putri
Jibaru, singkatan dari “jiwa baru”, terlahir kembali sebagai jiwa yang lembut, cantik, baik hati, dan murni.
Hadir dalam warna earthy tone yaitu hitam dan hijau natural menurut Islam.
Koleksinya juga menampilkan corak bunga damask dan corak alam yang indah.
Ada juga mutiara yang seolah mewakili warna putih lembut dan murni, berharap semangat baru ini bisa kembali ke keindahan aslinya.
4. “Noir” oleh Anggraeny Septia
Nama serialnya adalah Noar yang artinya cahaya (kebangkitan).
Serial ini bertujuan untuk menciptakan aspirasi dan harapan akan kebangkitan budaya baru yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Koleksinya merupakan perpaduan dua tradisi, batik Karawang dan pola kaffiyeh Palestina.
Koleksinya hadir dalam siluet A, H dan I. Penggunaan warna gelap yang dipadukan dengan jahitan semi tailor menambah kesan kuat pada tampilan ini.
5. Taman Romantis di Kheva Mauza, dirancang oleh Raisa Azmi
Taman romantis merupakan metafora yang menggambarkan indahnya musim gugur di Jepang, dengan dedaunan berguguran dan udara sejuk.
Kheva Mauza menerjemahkan estetika ini ke dalam gambar asli dan dirancang, dipadukan dengan DNA merek yang dikembangkan sejak 2014.
Patung, bunga, dan dekorasi bunga dalam tema ini menampilkan perubahan warna dan dedaunan yang berguguran, menciptakan rasa hormat dan rindu.
6. Koaltesis oleh Arga Motif, dirancang oleh Amanda Muftie
Coalescent memadukan kekayaan budaya Jawa dengan pengaruh Tiongkok dan Belanda untuk menafsirkan kembali akar tradisionalnya dengan cara modern.
Dengan memadukan warisan budaya dan desain kontemporer, Arga Motif mengubah batik menjadi pilihan modis untuk dipakai sehari-hari, menantang anggapan bahwa batik hanya cocok untuk acara-acara khusus.
Kombinasi ini menghormati sejarah Batik Lasem namun tetap relevan bagi khalayak masa kini.