Berita Tribun.
Pengakuan itu disampaikan Netanyahu pada rapat kabinet mingguan Minggu (10/11/2024), menurut kutipan yang dimuat di media Ibrani mengutip The Times of Israel.
“Operasi Pager dan [pemimpin Hizbul Hassan] Nasrallah disingkirkan meskipun ada tentangan dari pejabat senior di lembaga pertahanan dan mereka yang bertanggung jawab atas operasi di eselon politik,” kata Netanyahu.
Ini mengacu pada Menteri Pertahanan yang sekarang digulingkan, Yves Galant.
Pada tanggal 16 dan 17 September, ribuan pager dan walkie-talkie Hizbullah meledakkan bahan peledak di beberapa bagian Lebanon dan Suriah, menewaskan sedikitnya 39 orang. Ledakan pager di Lebanon telah menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya. (AFP/IT)
Sebelum ledakan, Gallant mengatakan fokus operasi militer Israel akan bergeser ke utara.
Netanyahu dan Gallant kerap berselisih paham selama menjabat di pemerintahan.
Pada bulan Maret 2023, Netanyahu memecat Galant sehari setelah dia menyerukan penghentian proses legislatif mengenai rencana peninjauan kembali kontroversial pemerintah, yang menurutnya menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.
Namun, Gallant dipekerjakan kembali kurang dari sebulan kemudian.
Gallant memimpin Kementerian Pertahanan saat Hamas melancarkan banjir Al Aqsa pada 7 Oktober tahun lalu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant (TribuneNews/X/Twitter Collage)
Dia terus bertugas selama perang di Jalur Gaza, bertempur di perbatasan utara dan operasi darat di Lebanon selatan.
Dalam konferensi pers pada hari Selasa tentang pemecatannya, Gallant mengatakan dia dipecat karena kebutuhan untuk merekrut anggota Haredi untuk IDF, kebutuhan untuk memulangkan sandera dari Gaza dan pentingnya pembentukan komisi negara. Investigasi terhadap serangan 7 Oktober dan pertempuran berikutnya
Berusaha menghindari tanggung jawab atas kegagalan keamanan negaranya, Netanyahu menyalahkan pasukan keamanan Israel karena gagal memprediksi serangan 7 Oktober, menurut The Times of Israel.
Netanyahu juga menolak seruan pembentukan komisi penyelidikan umum untuk menyelidiki insiden tersebut.
Israel belum secara terbuka mengakui serangan teroris Pager di Lebanon.
Selain puluhan ribu orang tewas, Lebanon melaporkan sekitar 3.000 orang terluka dalam serangan itu.
Salah satu yang terluka adalah Duta Besar Teheran untuk Lebanon, Mojtaba Amani.
Seorang pejabat Hizbullah mengatakan kepada Reuters seminggu kemudian bahwa serangan itu menyebabkan 1.500 pejuang kelompok itu terluka, banyak dari mereka buta atau tidak bersenjata.
Pasca kejadian tersebut, beberapa media memberitakan bahwa serangan tersebut merupakan operasi intelijen Israel yang telah direncanakan bertahun-tahun.
Ledakan pager dan walkie-talkie diikuti oleh beberapa serangan udara Israel yang menghancurkan sebagian besar struktur komando Hizbullah, termasuk Nasrallah.
Israel juga melancarkan serangan darat di Lebanon selatan.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan pada hari Senin bahwa jumlah korban tewas dalam perang antara Israel dan Hizbullah di negara itu telah melebihi 3.000 orang.
(TribuneNews.com, Tiara Shelavy)