Laporan jurnalis Tribunnevs.com, Fauzi Alamsiah
TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Tokoh sekaligus politikus Danny Cagur kembali buka suara soal promosi perjudian online sebelum ia dilantik menjadi anggota DPR RI.
Danny Cagur menegaskan, dirinya menjalani proses pemeriksaan terkait promosi game online tersebut bersama 26 publik figur lainnya.
Namun Danny Cagur mengaku belum mengetahui secara pasti akun tersebut saat itu mempromosikan perjudian online.
Jadi prosesnya sudah berjalan, saat itu artisnya ada 27 orang karena ketidaktahuan, kata Danny Cagur saat ditemui di gedung DPR RI, Rabu (11/06/2024).
“Kita semua diundang ke Bareskrim. Saya datang sesuai aturan. Saya datang sebagai warga negara yang baik,” sambungnya.
Sejauh ini, proses tersebut masih berlangsung.
Pemilik nama lengkap Danny Wahiudi memutuskan menyerahkannya kepada pihak berwajib, dalam hal ini Bareskrim Polri.
Kemudian prosesnya berlanjut dan sekarang semuanya kita serahkan ke polisi, kata Danny Cagur.
“Sebagai warga negara yang baik, saya datang dan menjalani prosesnya,” lanjutnya.
Danny Cagur menuturkan, ia mengunggah video untuk mempromosikan aplikasi game online yang sudah lama ia viralkan lagi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kompol Ade Ari Siam, diketahui turut bereaksi terhadap video Danny Cagur saat mempromosikan judi online yang sedang viral. Danny Cagur kembali dirundung masalah. Video promosi judi online ini kembali tayang saat komedian ini menjadi anggota DPR Republik Indonesia. Inilah jawabannya. (Kolase/instagram/doc Tribunnevs.com)
Video tersebut diduga muncul kembali setelah Danny Cagur menjadi anggota parlemen.
Polisi kemudian segera mengusut dugaan promosi judi online yang melibatkan Danny Cagur.
Oke nanti kita sampaikan dari rekan jurnalis ke rekan penyidik. Dan kalau ada informasi pasti kita dalami, kita tindak lanjuti, kata Kompol Ade Ari.
Sebagai pengingat, Bareskrim Polri menelepon untuk menanyakan beberapa artis terkait kasus promosi perjudian online.
Artis yang diundang adalah Danny Cagur, Vulan Guritno, Yuki Kato, penyanyi dangdut Cupi Cupita, dan Amanda Manopo.
Dalam keterangannya kepada penyidik, mereka tidak mengetahui apakah yang dipromosikan adalah perjudian online, melainkan hanya permainan.
—