Laporan Jurnalis geosurvey.co.id, M Alivio Mubarak Junior
geosurvey.co.id, Jakarta – Musim hujan kerap dikaitkan dengan meningkatnya penyakit pernafasan seperti flu, batuk, dan penyakit paru-paru.
Ini bukan sekedar mitos, tapi kenyataan penelitian medis.
Eka Hospital Depok Pakar paru dan pernafasan, Dr. Gatut Priyonugroho menjelaskan, sp.ps(k)-onk., FISR, jumlah virus di udara bisa meningkat saat musim hujan.
“Pada musim hujan, jumlah angin di udara bisa meningkat hingga 100 kali lipat dibandingkan musim normal,” kata Dr. Gatut di kawasan Jakarta Selatan baru-baru ini.
Situasi ini menimbulkan risiko penularan alat bantu pernapasan, terutama pada kelompok rentan, lanjut usia, dan masyarakat dengan perlindungan lemah.
Menurut Dr. Gatut, salah satu faktor bertambahnya masukan di musim hujan. Fotografi Virus (Frepik)
“Virus dan bakteri menyebabkan penyakit cenderung hidup lebih lama di lahan basah dan bumi. Selain itu, banyak masyarakat yang mengalami udara buruk di rumah dan risiko penularan penyakit meningkat,” jelasnya.
Selain flu, saat ini penyakit lain seperti human metapneumus dan pneumonia.
HMPV merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas dan bawah dengan gejala yang sama, namun dapat menular secara liar, terutama pada penderita penyakit tersebut.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi pernafasan pada musim hujan, dr. Gatut menawarkan beberapa langkah pencegahan.
“Menjaga daya tahan tubuh itu sangat penting. Ciptakan makanan yang cukup untuk makan makanan yang cukup dan undangan rutin. Penggunaan masker juga dapat membantu mencegah virus,” sarannya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya memproduksi vaksin influenza sebagai cara efektif untuk melindungi terhadap penyakit pernafasan.
“Vaksin flu sangat dianjurkan, terutama bagi lansia dan kelompok risiko lainnya. Meski vaksin ini tidak secara langsung melindungi terhadap semua jenis pernapasan, namun vaksin ini dapat mengurangi integrasi penyakit tersebut,” ujarnya.