TRIBUNNEVS.COM, JAKARTA – Gagasan Presiden Prabov Subjant untuk meningkatkan kelas olahraga di sekolah dalam Program Gerakan Indonesia Sehat dinilai perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kondisi siswa, membentuk atlet sejak usia dini dan meningkatkan budaya olahraga di sekolah dengan menambahkan minimal satu jam olahraga per hari.
Meliputi penambahan jam latihan, ekstrakurikuler olah raga, dan pemulihan gerakan dasar senam.
“Dengan dukungan penuh Program Gerakan Indonesia Sehat, kami berharap dapat melahirkan generasi muda Indonesia yang sehat, aktif dan berprestasi di bidang olahraga dan akademik,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani, pada Rabu (18/12/2024).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menekankan pentingnya integrasi pendidikan jasmani, kesehatan, dan olahraga untuk mencapai tujuan utama pendidikan, yaitu menciptakan generasi muda yang lebih baik dan berdaya saing.
“Media sosial dan gadget yang begitu populer di kalangan anak muda dapat menurunkan aktivitas fisik di kalangan generasi muda. “Dibutuhkan upaya bersama untuk mendorong gaya hidup aktif pada mahasiswa,” ujarnya.
Lalu Hadrian menuturkan, ada beberapa tantangan yang ia hadapi selama melaksanakan program ini.
Diantaranya adalah kurangnya guru olahraga, fasilitas olahraga yang memadai di satuan pendidikan, dan minimnya anggaran untuk program pelayanan olahraga, termasuk olahraga pendidikan.
“Saat ini baru sekitar 12 persen dari 439.000 lebih sekolah di Indonesia yang memiliki fasilitas olahraga yang baik. “Dampaknya siswa kurang melakukan aktivitas fisik/olahraga,” ujarnya.
Mengutip data Kementerian Pemuda dan Olahraga RI tahun 2021, rata-rata jumlah siswa pada kategori olahraga sangat aktif hanya 2,1 persen. Sedangkan tingkat kebugaran jasmani baik dan sangat baik hanya mencapai 11,88% (SD), 9,50% (SMP), dan 10,56% (SMA).
“Pendanaan dukungan olahraga bersumber dari APBN rata-rata hanya 0,065 persen dari APBN dan APBD rata-rata 0,16% berdasarkan sampel beberapa provinsi. “Kalau persentasenya masih sangat kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan ideal untuk mencapai 53,14 juta pelajar dan melakukan pembinaan untuk melahirkan atlet-atlet unggul sejak usia muda,” jelasnya.
Kemudian, Hadrian Irfani menyampaikan beberapa rekomendasi untuk mendukung pelaksanaan program Gerakan Indonesia Sehat.
Pertama, mendorong pendidikan olahraga mempunyai kekuatan optimal untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia unggul di Indonesia dan meningkatkan perannya sebagai bagian dari pendidikan komprehensif, bukan sekedar pelengkap.
Kedua, sinkronisasi dan sinergitas UU No. 11 Tahun 2022 tentang Olahraga dengan Undang-Undang Pendidikan dan Pembangunan Nasional serta penyesuaian peraturan turunannya tentang peningkatan kuantitas dan kualitas guru olahraga serta standarisasi sarana dan prasarana pendidikan dan olahraga di sekolah, sesuai dengan jenjang satuan pendidikan.
“Kami mendukung penuh inisiatif peningkatan kelas pendidikan olahraga untuk memperkuat kurikulum pendidikan olahraga di seluruh satuan pendidikan,” ujarnya.
Oleh karena itu, perlu adanya penguatan implementasi Kurikulum Pendidikan Olahraga yang diintegrasikan ke dalam program pendidikan di satuan pendidikan.
“Pemerintah harus memperkuat ketersediaan fasilitas olahraga di sekolah dan seluruh satuan pendidikan, serta melatih guru-guru olahraga untuk melaksanakan kegiatan olahraga yang tepat guna mendukung penerapan Kurikulum Pendidikan Olahraga,” kata politikus asal NTB II itu. daerah pemilihan.