Laporan reporter geosurvey.co.id Fahdi Farevi
geosurvey.co.id, Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan tekadnya mendorong harmonisasi regulasi dengan kementerian dan lembaga.
Hal ini relevan dengan pembahasan kemasan rokok seragam tanpa identitas merek dalam rancangan peraturan Menteri Kesehatan sebagai aturan turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2. 28, 2024.
Dari sudut pandang ekonomi, katanya, diperlukan diskusi menyeluruh untuk menemukan kompromi dan keseimbangan kebutuhan.
Diskusi politik yang digagas Kementerian Kesehatan disebut-sebut membuat buruh dan pekerja tembakau di ambang pemecatan.
“Kami tentunya khawatir industri tembakau dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja dibandingkan saat ini,” kata Faisol dalam keterangan tertulis, Senin (28 Oktober 2024).
Menurut laporan Kementerian Perindustrian, industri tembakau menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 6 juta orang di berbagai wilayah di Indonesia dan mendukung jutaan petani.
Industri tembakau juga menyumbang lebih dari Rp 213 triliun terhadap pendapatan barang negara dan menghasilkan ekspor senilai lebih dari USD 1 miliar pada tahun 2023.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, luas lahan tembakau nasional diperkirakan mencapai 229.123 hektar pada tahun 2023, dan produksi tembakau kering mencapai 285.348 ton.
Faisol berharap tidak ada peraturan yang secara efektif menggagalkan tujuan pemerintahan baru.
“Presiden Prabowo mewaspadai situasi perekonomian yang sulit saat ini agar dapat terus memberikan lapangan kerja kepada masyarakat tanpa menutup sektor apa pun atau mengurangi jumlah pegawai,” ujarnya.
Faisol mengatakan, pembukaan lapangan kerja yang lebih luas menjadi perhatian utama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabumin Raka, dengan target menyerap 19 juta orang.
Langkah ini diyakini bisa membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.