geosurvey.co.id, JAKARTA – Data baru yang dimuat di The Lancet pada Hari Diabetes Sedunia menunjukkan bahwa jumlah orang dewasa penderita diabetes di seluruh dunia meningkat lebih dari 800 juta sejak tahun 1990 atau lebih dari empat kali lipat.
Tinjauan yang dilakukan oleh NCD Risk Factors Collaborative (NCD-RisC) dengan dukungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyoroti besarnya epidemi diabetes.
Situs web WHO melaporkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengambil tindakan tegas di seluruh dunia untuk mengatasi meningkatnya jumlah penyakit dan memperluas kesenjangan pengobatan. Terutama di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (LMIC).
“Kita telah melihat peningkatan penyakit diabetes yang mengkhawatirkan selama tiga dekade terakhir, yang mencerminkan peningkatan obesitas, yang diperburuk oleh dampak pemasaran makanan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan kesulitan ekonomi,” kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus melaporkan pada Senin (18/11/2024) dari situs resmi WHO.
Menurut WHO, negara-negara harus mengambil tindakan segera untuk memerangi epidemi diabetes global. Tindakan ini dapat dimulai dengan menerapkan kebijakan yang mendukung pola makan sehat dan olahraga.
Dan yang terpenting, terdapat sistem kesehatan yang menyelenggarakan pencegahan, deteksi, dan pengobatan. Studi tersebut juga melaporkan bahwa prevalensi diabetes di kalangan orang dewasa meningkat dari 7 persen menjadi 14 persen antara tahun 1990 dan 2022.
Tren ini telah menyebabkan kesenjangan yang besar di dunia. Pada tahun 2022, sekitar 450 juta orang dewasa akan berusia di atas 30 tahun.
Sekitar 59 persen dari seluruh penderita diabetes dewasa tidak diobati. Situasi ini menunjukkan peningkatan 3,5 kali lipat jumlah orang yang tidak diobati sejak tahun 1990.