geosurvey.co.id – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tentara Ukraina yang tewas dalam perang melawan Rusia tidak mati sia-sia.
Ia menyebutnya sebagai pengorbanan untuk melindungi kedaulatan Ukraina.
“Rakyat kami tidak mengorbankan hidup mereka dengan sia-sia,” kata Zelensky dalam wawancara dengan Sky News yang dimuat Minggu (1/12/2024).
Dia mengatakan hal ini ketika ditanya oleh reporter Sky News Stuart Ramsay apakah warga Ukraina yang tewas selama perang telah memberikan nyawa mereka dengan sia-sia.
“Tidak benar kalau berpikir seperti itu. Merekalah yang menang,” imbuhnya.
Menurut pemimpin Ukraina tersebut, pengorbanan ini memungkinkan Ukraina untuk mendukung sekutu Baratnya dan pada akhirnya menghalangi Moskow untuk mencapai tujuannya.
“Mereka tidak hanya melaksanakan tugas pribadi mereka, tetapi juga tugas konstitusional mereka untuk melindungi negara mereka,” kata presiden Ukraina.
“Jika rakyat Ukraina tidak…
“Kalau begitu, tidak ada seorang pun yang akan membantu kami,” katanya, merujuk pada negara-negara Barat yang mendukung Ukraina.
Presiden Ukraina juga mengakui jika Ukraina kehilangan dukungan dari Amerika dan sekutunya, maka ia akan kehilangan segalanya.
“Senjata (kami) yang paling penting adalah rakyat kami,” kata Zelensky.
Pemimpin Ukraina juga mengkritik para pemimpin dunia yang bersedia melakukan pembicaraan dengan Rusia.
Zelensky mengatakan mereka melakukan ini hanya demi ketenaran dunia, karena mereka ingin tampil di halaman depan media.
Dia membandingkan negosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin seperti membuka kotak Pandora yang dapat menghancurkan persatuan Barat setelah misi Ukraina.
“Beberapa pemimpin dunia takut terhadap Putin. Ketika mereka takut, mereka mulai menghubungi rakyatnya, memecah belah masyarakat,” katanya.
Pemimpin Ukraina menyebut presiden Rusia itu binatang yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang sama.
Dia menambahkan bahwa kekuatan Ukraina harus setara atau lebih kuat dari Rusia sehingga perundingan damai dapat dimulai dengan sungguh-sungguh.
(geosurvey.co.id/Unitha Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina