geosurvey.co.id – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Jumat (17/1/2025) menolak upaya penyelidik untuk menyelidiki dan menanyainya tentang keadaan darurat militer.
Yoon ditangkap di kediamannya pada Rabu (15/1/2025) dan ditahan di Pusat Penahanan Seoul.
Pada hari ini, Kepala Kantor Investigasi Korupsi (CIO), yang melakukan investigasi kriminal, memanggil Yoon untuk diinterogasi.
Namun, pengacara Yoon, Seok Dong-hyeon, mengatakan presiden tidak akan menghadiri tes tersebut.
“Dia menjelaskan posisinya secara lengkap pada hari pertama (penangkapannya), dan kami yakin tidak ada alasan atau kebutuhan untuk menjawab pertanyaan,” kata pengacara Yoon, dikutip dari Guardian.
Sebelumnya, Yoon menolak untuk menghalangi upaya interogasinya pada hari Kamis.
Jadi, ini merupakan penolakan kedua yang dilakukan Yoon.
Pengacara mengatakan Yoon merasa tidak perlu berpartisipasi karena dia mengatakan semuanya pada hari Rabu.
“Presiden tidak akan hadir di CIO hari ini. Dia menyerahkan posisinya kepada penyidik pada hari pertama,” ujarnya, seperti dikutip Kten.
Yoon diinterogasi berjam-jam pada hari Rabu tetapi menggunakan haknya untuk tetap diam sebelum menolak untuk diinterogasi keesokan harinya.
Namun, harap berhati-hati. bahwa surat perintah penangkapan Presiden Yoon hanya berlaku selama 48 jam.
Oleh karena itu, pihak berwenang memiliki waktu 48 jam untuk menginterogasi presiden yang digulingkan tersebut.
Setelah itu, mereka harus membebaskannya atau mengajukan surat perintah penangkapan untuk menahannya hingga dua puluh hari.
Hitung mundur 48 jam akan berakhir pada Jumat malam.
Pakar hukum mengatakan, penyidik diperkirakan akan meminta pengadilan menyetujui perintah penahanan hingga 20 hari pada hari Jumat. Presiden pertama Korea Selatan ditangkap
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol ditangkap pada Rabu (15/1/2025) di kediaman presiden di Seoul.
Ini menjadikannya presiden pertama dalam sejarah negara yang ditangkap.
Penangkapan tersebut terjadi setelah penangguhan sementara darurat militer, yang memicu protes massal dan ketegangan politik di seluruh negeri.
Unit investigasi gabungan, yang meliputi Kepala Kantor Investigasi Korupsi (CIO), Kantor Investigasi Nasional (NOI), dan markas investigasi Kementerian Pertahanan, membenarkan penangkapan tersebut pada pukul 10.33 waktu setempat, seperti dikutip Global Kali.
Proses penangkapan ini terjadi setelah beberapa upaya sebelumnya digagalkan oleh Pengawal Presiden dan TNI yang memasang pembatas untuk mencegah masuknya penyidik pada 3 Januari lalu.
Pada Rabu dini hari, tim penyelidik tiba di kediamannya di pusat kota Seoul, seperti dikutip BBC.
Proses penangkapan Yoon berlangsung mengejutkan, tim penyelidik membawa tangga untuk naik ke bus untuk memblokir pintu masuk dan pemotong baut untuk memotong kawat berduri.
Tak hanya tim penyidik, petugas polisi lainnya, termasuk sekitar 1.000 orang, juga memanjat tembok dan menyusuri jalan terdekat untuk mencapai kediaman presiden.
Prosesnya berlangsung berjam-jam hingga akhirnya Yoon ditangkap.
Dalam tayangan televisi, mobil yang membawa Yoon meninggalkan kediamannya di pusat kota Seoul, menuju kantor CIO di Gwacheon.
Di kantor CIO, Yoon akan diinterogasi lagi sebelum ditahan di Pusat Penahanan Seoul di Uiwang, sekitar lima kilometer dari kantor.
Pada Rabu sore, penyelidik mengatakan Yoon tetap tenang selama diinterogasi.
(geosurvey.co.id/Farrah)
Artikel lain terkait dengan Presiden Yoon Suk Yeol